Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Baru Luncurkan “Rudal Kiamat”, Rusia Kini Uji Coba Torpedo Nuklir Super Poseidon

Rahman Asmardika , Jurnalis-Kamis, 30 Oktober 2025 |07:05 WIB
Baru Luncurkan “Rudal Kiamat”, Rusia Kini Uji Coba Torpedo Nuklir Super Poseidon
Presiden Rusia Vladimir Putin.
A
A
A

JAKARTA - Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan pada Rabu (29/10/2025) bahwa Rusia telah menguji coba torpedo super otonom bertenaga nuklir Poseidon dan uji coba tersebut merupakan kesuksesan besar.

Hanya ada sedikit detail terkonfirmasi tentang Poseidon yang tersedia untuk umum, tetapi pada dasarnya torpedo ini adalah torpedo otonom bertenaga nuklir yang mampu memicu gelombang laut radioaktif yang membuat kota-kota pesisir hancur porak-poranda hingga tak layak huni.

Putin, yang sedang minum teh bersama tentara Rusia yang terluka dalam perang Ukraina di sebuah rumah sakit di Moskow, mengatakan bahwa uji coba tersebut dilakukan pada Selasa (28/10/2025).

"Untuk pertama kalinya, kami tidak hanya berhasil meluncurkannya dengan mesin peluncur dari kapal selam pengangkut, tetapi juga meluncurkan unit tenaga nuklir yang telah digunakan selama beberapa waktu," kata Putin, sebagaimana dilansir Reuters. "Tidak ada yang seperti ini."

"Ini adalah kesuksesan besar," kata Putin, seraya menambahkan bahwa kekuatan Poseidon melampaui rudal antarbenua Sarmat, yang dikenal sebagai SS-X-29, atau singkatnya Satan II.

 

"Kekuatan Poseidon secara signifikan melampaui kekuatan rudal jarak jauh Sarmat kami yang paling menjanjikan sekalipun," kata Putin.

Pekan lalu, Putin mengadakan latihan peluncuran nuklir dan pada Minggu (26/10/2025) mengumumkan bahwa Rusia telah berhasil menguji coba rudal jelajah Burevestnik bertenaga nuklirnya. Burevestnik, yang dijuluki “rudal kiamat”, diklaim Moskow dapat menembus perisai pertahanan apa pun.

Sejak pertama kali mengumumkan Poseidon dan Burevestnik pada 2018, Putin telah menjadikannya sebagai respons terhadap langkah Amerika Serikat untuk membangun perisai pertahanan rudal setelah Washington pada 2001 secara sepihak menarik diri dari Perjanjian Rudal Anti-Balistik 1972, dan untuk memperluas aliansi militer NATO.

(Rahman Asmardika)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement