Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

BMKG: Peringatan Dini Gempa-Tsunami Kini Maksimum 3 Menit, Akurasi 90%

Binti Mufarida , Jurnalis-Sabtu, 01 November 2025 |11:18 WIB
BMKG: Peringatan Dini Gempa-Tsunami Kini Maksimum 3 Menit, Akurasi 90%
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati (foto: Okezone)
A
A
A

JAKARTA - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati menegaskan, adanya lompatan besar dalam modernisasi sistem pemantauan, pemrosesan, dan diseminasi informasi gempa bumi serta tsunami secara nasional. Kini, peringatan dini gempa dan tsunami dapat diberikan maksimal dalam waktu 3 menit dengan akurasi lebih dari 90%.

“Sebelumnya peringatan dini diberikan dalam waktu 5 menit. Setelah dikerjakan melalui proyek IDRIP, kami sudah dapat memberikan peringatan dini maksimal 3 menit, bahkan beberapa kejadian antara 2–3 menit. Akurasinya pun meningkat dan jangkauannya lebih luas,” ujar Dwikorita saat Closing Ceremony Indonesia Disaster Resilience Initiative Project (IDRIP) di BNPB, Jakarta, Sabtu (1/11/2025).

Sistem peringatan dini ini kini diintegrasikan dalam Multi Hazard Early Warning System (MHEWS), yang dibangun di Kemayoran (Jakarta) sebagai pusat utama dan Denpasar (Bali) sebagai backup center. Sistem ini menggabungkan modul seismologi–tsunami dengan jaringan diseminasi terpadu agar aliran informasi dari hulu ke hilir berjalan lebih cepat dan efisien, didukung oleh teknologi superkomputer nasional.

Menurut Dwikorita, pengembangan high-performance computing digunakan untuk mempercepat analisis gempa dan tsunami secara real time.

“Supercomputer yang dihasilkan dari proyek IDRIP ini termasuk dalam 500 besar supercomputer dunia. Kita beri nama SMONG (Supercomputer for Multi-hazards Operations and Numerical Modelling),” jelasnya.

 

Modernisasi peralatan ini juga diimbangi dengan penguatan kapasitas SDM. Lebih dari 40 pelatihan telah dilaksanakan, melibatkan lebih dari 1.000 peserta lintas satuan kerja dan mitra daerah.

Dwikorita menyampaikan apresiasi kepada BNPB sebagai Executing Agency, Bank Dunia, serta seluruh kementerian/lembaga dan pemerintah daerah yang terlibat.

“Mari kita perkuat Early Warning for All dan Early Action by All — agar peringatan dini yang makin cepat dan akurat benar-benar dapat menyelamatkan nyawa,” tutup Dwikorita.

Sementara itu, Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto menegaskan bahwa proyek IDRIP lahir dari pelajaran bencana besar tahun 2018 (NTB, Palu–Donggala, dan Selat Sunda) untuk memperkuat sistem peralatan, SDM, dan kesiapsiagaan di wilayah berisiko gempa dan tsunami.

Suharyanto menambahkan, rantai hilir kini telah terstandar dan terlatih. Informasi dari BMKG mengalir ke Pusdalops pusat dan daerah, diteruskan ke desa tangguh, sirine diaktifkan, warga mengikuti rute evakuasi yang sudah diperkenalkan dalam latihan, sehingga perilaku berbahaya seperti berbondong ke pantai saat air surut tidak terjadi lagi.

“Bencananya tidak bisa dihentikan, tapi risikonya bisa dikurangi,” tegasnya.

(Awaludin)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement