JAKARTA - Kementerian Agama (Kemenag) mengimplementasi Green Madrasah sebagai bagian dari transformasi pendidikan Islam berbasis ekoteologi di Indonesia. Madrasah Salafiyah Kajen, Pati, akan menjadi salah satu model percontohan nasional untuk penguatan pendidikan ramah lingkungan.
Kasubdit Fasilitasi Profesi Guru, Direktorat Guru dan Tenaga Kependidikan Madrasah, Fakhurrozi, mengatakan, menegaskan bahwa praktik pendidikan Islam harus selaras dengan komitmen keberlanjutan ekologis dan pembentukan karakter peserta didik.
“Program Green Madrasah ini bukan sekadar program teknis, tetapi bagian dari ekoteologi. Relasi kita dengan alam harus sama harmonisnya dengan relasi kita dengan manusia dan Allah,” ujarnya, dikutip Minggu (2/11/2025).
Fakhurrozi juga menyebut program Green Madrasah terkait langsung dengan Kurikulum Berbasis Cinta.
“Kurikulum ini bukan hanya membuat anak mahir secara akademik, tetapi juga membentuk adab dan karakter yang membarengi ilmu,” ujarnya.
Oleh karena itu dia berharap guru Madrasah Salafiyah mampu menjadi inspirasi. “Karakter anak madrasah harus kembali pada nilai luhur Islam yang menghargai lingkungan,”tandasnya.
Sementara itu, Ketua Yayasan Salafiyah Kajen, Kiai Ubaidillah Wahap, mengatakan, Madrasah Salafiyah sejatinya sudah lama menanamkan tradisi pendidikan yang ramah lingkungan.
‘’Pelatihan ini semakin menguatkan kesadaran itu bagi guru dan tenaga pendidik,” pungkasnya.
Sebagai bentuk komitmen dan praktik langsung prinsip Green Madrasah, selama kegiatan seluruh peserta pelatihan dibekali tumbler sebagai wadah minum, menggantikan penggunaan air kemasan plastik sekali pakai.
Langkah ini menjadi simbol bahwa perubahan perilaku ekologis harus dimulai dari tindakan kecil namun konsisten di lingkungan pendidikan.
Dalam implementasinya nanti, Madrasah Salafiyah Kajen akan mulai membenahi sistem pengelolaan sampah secara lebih baik serta menata ulang ruang madrasah agar lebih hijau melalui penanaman pohon di sejumlah titik di area madrasah setempat.
(Fahmi Firdaus )