JAKARTA – Ahli kriminologi Adrianus Meliala menduga penggalan video anggota DPR RI yang berjoget saat Sidang Tahunan MPR/DPR/DPD pada 15 Agustus 2025 sengaja diedarkan di media sosial. Hal itu ditujukan untuk memancing emosi masyarakat, terutama dengan narasi ketidakadilan.
"Video-video yang beredar memang sengaja dibuat untuk menciptakan dan memperkuat perasaan ketidakadilan ini," kata Adrianus saat dihadirkan sebagai saksi ahli dalam sidang Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) atas lima anggota DPR RI nonaktif di Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (3/11/2025).
Menurutnya, ada beragam respons masyarakat setelah melihat potongan video dengan narasi negatif tersebut di media sosial. Sebagian masyarakat hanya berhenti pada perasaan marah atau kecewa, sementara sebagian lainnya melampiaskannya dalam bentuk tindakan.
"Tetapi ada juga yang melanjutkannya ke dalam tindakan kerusuhan atau penjarahan," ucapnya.
Adrianus tidak menampik bahwa penggalan video yang terkesan provokatif itu berhasil menumbuhkan rasa ketidakadilan yang kuat di masyarakat. Ia menyebut hal itu menjadi salah satu pemicu munculnya demonstrasi besar-besaran di berbagai daerah di Indonesia, khususnya di Jakarta.
"Namun, kondisi ini membutuhkan pemicu atau triggering. Ajakan-ajakan seperti 'kumpul di sini', 'bakar Monas', atau 'serang Mabes Polri' itulah yang saya sebut sebagai trigger atau faktor pencetus," kata Adrianus.
Dalam sidang tersebut, Adrianus juga menduga kediaman sejumlah anggota DPR RI sudah ditargetkan menjadi lokasi penjarahan pada Agustus 2025. Ia menilai aksi-aksi tersebut bukanlah tindakan spontan.