Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Ledakan di SMAN 72, Pakar: Aksi Ini Ada Kaitannya dengan Radikalisasi Online

Arief Setyadi , Jurnalis-Kamis, 13 November 2025 |17:33 WIB
Ledakan di SMAN 72, Pakar: Aksi Ini Ada Kaitannya dengan Radikalisasi Online
Ledakan di SMAN 72 Jakarta (Foto: Dok Okezone)
A
A
A

“Kelompok ini selalu ingin mendapatkan dukungan dari luar lingkarannya. Nah, media sosial itu kan murah dan bisa menjangkau secara luas. Dan yang paling penting, kalau mereka lakukan aktivitas secara offline kan mulai ketat pengawasannya,” ujarnya. 

Ia menjelaskan, kelompok radikal menggunakan media sosial bukan hal aneh. Hal yang perlu dipahami, media sosial itu memiliki jangkauan yang luas bagi kelompok tersebut. “Jangan pernah berpikir mereka itu orang aneh. Mereka menggunakan media sosial sama persis praktiknya seperti pengusaha atau pebisnis menggunakan media sosial untuk mendapatkan jaringan, mudah dikenal, dan mempermudah akses ke pendukungnya,” katanya.

Jamaah Ansharut Daulah (JAD), jaringan yang berafiliasi dengan ISIS, kata Huda, menjadi salah satu kelompok paling aktif menyebarkan propaganda di ruang digital. Kendati, proses radikalisasi sudah semakin kompleks.

“Di dunia global, ada istilah Salad of Radicalisation. Jadi, mereka yang teradikalisasi itu mengambil ideologi dari berbagai macam kalangan. Ada yang dari kelompok Islam radikal, ada yang dari kelompok kiri radikal, dan ada yang dari kelompok nasionalis radikal,” tuturnya.

Huda menambahkan, mereka memiliki tujuan utama membangun legitimasi terhadap ideologi kekerasan dan menumbuhkan kebencian kepada pihak yang dianggap musuh. “Mereka menganggap pemerintah yang tidak sejalan dengan pandangan mereka sebagai thogut, musuh yang sah untuk diserang. Aparat dan kelompok minoritas juga kerap jadi sasaran,” ujarnya.

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement