Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah melancarkan upaya diplomatik ekstensif untuk mengakhiri hampir empat tahun pertempuran setelah invasi skala penuh Rusia ke Ukraina pada Februari 2022. Namun, upaya Washington telah menemui tuntutan yang sangat bertentangan dari Moskow dan Kyiv.
Sebelumnya, Rusia telah mengerahkan senjata nuklir taktis ke wilayah Belarus, yang digunakan untuk melancarkan invasi skala penuh ke Ukraina pada Februari 2022. Lukashenko sebelumnya mengatakan bahwa negaranya memiliki beberapa lusin senjata nuklir taktis Rusia.
Rusia pertama kali menguji versi Oreshnik yang dipersenjatai secara konvensional — yang dalam bahasa Rusia berarti pohon hazelnut — untuk menyerang sebuah pabrik di Ukraina pada November 2024. Putin membual bahwa rudal tersebut tidak mungkin dicegat. Ia juga memperingatkan Barat bahwa Rusia dapat menggunakannya terhadap sekutu Kyiv yang mengizinkan serangan rudal jarak jauh ke wilayah Rusia.
Putin menyatakan bahwa hulu ledak Oreshnik yang berjumlah banyak dapat meluncur dengan kecepatan hingga Mach 10 dan tidak dapat dicegat. Ia menambahkan bahwa beberapa hulu ledak yang digunakan dalam serangan konvensional dapat sama dahsyatnya dengan serangan nuklir. Media pemerintah Rusia mengklaim rudal tersebut hanya membutuhkan waktu 11 menit untuk mencapai pangkalan udara di Polandia dan 17 menit untuk mencapai markas NATO di Brussels. Tidak ada cara untuk mengetahui apakah rudal tersebut membawa hulu ledak nuklir atau konvensional sebelum mengenai sasaran.