Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Minta Jaminan Keamanan, Zelensky Bahas Pengiriman Pasukan AS ke Ukraina

Rahman Asmardika , Jurnalis-Rabu, 31 Desember 2025 |13:44 WIB
Minta Jaminan Keamanan, Zelensky Bahas Pengiriman Pasukan AS ke Ukraina
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky. (Foto: EPA)
A
A
A

JAKARTA – Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky pada Selasa (30/12/2025) mengatakan bahwa Kyiv sedang berdiskusi dengan Washington mengenai kemungkinan kehadiran pasukan Amerika Serikat (AS) di Ukraina sebagai bagian dari jaminan keamanan. Zelensky juga menegaskan bahwa Kyiv berkomitmen untuk melanjutkan pembicaraan mengakhiri perang dan siap bertemu Putin dalam format apa pun.

Pada Minggu (28/12/2025), Presiden AS Donald Trump menyatakan bahwa ia dan Zelensky “mungkin sangat dekat” dengan kesepakatan untuk mengakhiri perang, meskipun masalah teritorial yang “rumit” masih ada. Trump lebih berhati-hati dibandingkan Zelensky terkait jaminan keamanan, tetapi menambahkan bahwa mereka telah mencapai 95 persen dari kesepakatan tersebut dan ia mengharapkan negara-negara Eropa untuk “mengambil alih sebagian besar” upaya itu dengan dukungan AS.

Moskow pada Selasa menyebut akan mempertimbangkan kembali posisinya dalam negosiasi damai setelah menuduh Kyiv menyerang salah satu kediaman Presiden Rusia Vladimir Putin. Kyiv membantah tuduhan tersebut, menuding Moskow berbohong dan berusaha menggagalkan perundingan perdamaian.

Dalam obrolan WhatsApp dengan media, Zelensky mengatakan bahwa kehadiran pasukan AS di Ukraina akan menjadi peningkatan keamanan yang signifikan bagi Kyiv.

“Tentu saja, kami sedang membahas ini dengan Presiden Trump dan dengan perwakilan koalisi Barat yang mendukung Kyiv. Kami menginginkan ini. Kami ingin ini terjadi. Ini akan menjadi posisi yang kuat untuk jaminan keamanan,” katanya, sebagaimana dilansir Associated Press.

Gedung Putih tidak memberikan komentar mengenai isu pengiriman pasukan AS ke Ukraina dalam kesepakatan damai apa pun dengan Rusia.

 

Zelensky menambahkan bahwa ia bersedia bertemu Putin meskipun ada kurangnya kepercayaan timbal balik yang mendalam, sebagaimana ia tekankan pada Senin (29/12/2025).

“Saya mengatakan kepada Presiden Trump dan para pemimpin Eropa bahwa saya siap untuk format pertemuan apa pun dengan Putin. Saya tidak takut dengan format apa pun. Yang terpenting adalah agar Rusia tidak takut.”

Rusia pada Senin menyebut bahwa Kyiv telah menargetkan kediaman presiden di wilayah Novgorod dengan 91 drone serang jarak jauh, yang semuanya berhasil dicegat. Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov menggambarkan dugaan serangan itu sebagai “terorisme negara” dan mengatakan Moskow telah mengidentifikasi target untuk serangan balasan di Ukraina.

Kremlin tidak memberikan bukti fisik atas dugaan insiden tersebut, namun menyatakan akan membalas dan meninjau kembali posisi negosiasinya, meski tidak akan menghentikan pembicaraan mengenai kemungkinan kesepakatan perdamaian.

Zelensky pada Selasa menegaskan, “Kisah ‘serangan terhadap kediaman’ yang diduga ini adalah rekayasa sepenuhnya yang dimaksudkan untuk membenarkan serangan tambahan terhadap Ukraina, termasuk Kyiv, serta penolakan Rusia sendiri untuk mengambil langkah-langkah yang diperlukan guna mengakhiri perang. Kebohongan khas Rusia.”

 

Di Warsawa, Perdana Menteri Polandia Donald Tusk mengatakan pada Selasa bahwa perdamaian dapat dicapai di Ukraina dalam beberapa minggu berkat jaminan keamanan AS, meskipun keberhasilan masih “jauh dari 100 persen pasti.”

Tusk juga mengisyaratkan kemungkinan pengiriman pasukan AS ke garis kontak antara Ukraina dan Rusia, tetapi ia tidak memberikan rincian mengenai proposal tersebut dan Gedung Putih tidak segera menanggapi pernyataannya.

(Rahman Asmardika)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement