Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Pertahankan Gencatan Senjata, Thailand Bebaskan 18 Tentara Kamboja yang Ditahan

Rahman Asmardika , Jurnalis-Rabu, 31 Desember 2025 |15:26 WIB
Pertahankan Gencatan Senjata, Thailand Bebaskan 18 Tentara Kamboja yang Ditahan
Thailand membebaskan 18 tentara Kamboja yang dibebaskan sejak Juli.
A
A
A

JAKARTAThailand telah membebaskan 18 tentara Kamboja yang ditangkap pada Juli selama bentrokan perbatasan yang mematikan. Pembebasan para tentara ini merupakan bagian dari gencatan senjata yang disepakati kedua negara pada Sabtu (27/12/2025).

Penyerahan tersebut sempat ditunda satu hari karena kekhawatiran Thailand atas dugaan pelanggaran gencatan senjata, tetapi akhirnya dilakukan setelah adanya tekanan diplomatik berkelanjutan dari China untuk memastikan kesepakatan tetap berlaku.

Ketegangan di sepanjang perbatasan Thailand–Kamboja meledak awal bulan ini dan berlangsung selama berminggu-minggu, memaksa hampir satu juta orang meninggalkan rumah mereka.

Kesepakatan pada Sabtu itu membuat kedua belah pihak setuju untuk membekukan garis depan di posisi saat ini, melarang bala bantuan, serta mengizinkan warga sipil yang tinggal di daerah perbatasan untuk segera kembali.

 

Delapan belas tentara Kamboja, yang mengenakan pakaian sipil, disambut oleh para simpatisan saat mereka dikawal melewati pos pemeriksaan perbatasan dan diserahkan kepada pihak berwenang Kamboja.

Penahanan mereka sejak Juli – selama serangkaian bentrokan mematikan sebelumnya – telah memicu sentimen nasionalis di Kamboja. Pembebasan mereka menjadi salah satu tuntutan utama pemerintah Kamboja dalam perundingan gencatan senjata dengan Thailand.

Pada Rabu (31/12/2025), Kementerian Luar Negeri Thailand menyatakan bahwa pembebasan para tentara tersebut merupakan “demonstrasi niat baik” dan berharap Kamboja akan “membalas niat baik ini melalui tindakan nyata.”

Kamboja mengonfirmasi kembalinya pasukannya, dengan Kementerian Pertahanan menyebut bahwa mereka “tetap berharap” hal ini akan membantu membangun “kepercayaan dan keyakinan bersama.”

Salah satu syarat gencatan senjata adalah bahwa ke-18 tentara tersebut harus diserahkan dalam waktu 72 jam – paling lambat tengah hari Selasa. Namun hal ini tertunda setelah Bangkok menuduh Phnom Penh melanggar gencatan senjata dengan menerbangkan lebih dari 250 pesawat tanpa awak ke Thailand pada Minggu.

 

Terlepas dari keluhan Thailand, gencatan senjata terbaru tampaknya masih bertahan hingga saat ini.

Perselisihan mengenai perbatasan telah berlangsung lebih dari seabad, tetapi ketegangan meningkat awal tahun ini setelah sekelompok perempuan Kamboja menyanyikan lagu-lagu patriotik di sebuah kuil yang dipersengketakan.

Seorang tentara Kamboja tewas dalam bentrokan pada Mei. Kemudian pada Juli, lima hari pertempuran sengit di sepanjang perbatasan menyebabkan puluhan tentara dan warga sipil tewas, serta ribuan warga sipil lainnya mengungsi.

Kedua negara menyepakati gencatan senjata yang rapuh pada Juli dan menandatanganinya pada Oktober, dengan mediasi Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Namun gencatan senjata tersebut runtuh ketika ketegangan baru meletus awal bulan ini, dengan kedua pihak saling menuduh sebagai penyebab kegagalan.

(Rahman Asmardika)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement