GARUT - Ruang Isolasi Rumah Sakit Umum (RSU) dr Slamet Garut kembali dihuni seorang pasien yang diduga terserang virus afian influenza (AI) atau yang lebih dikenal virus flu burung. Pasien yang dirawat kali ini adalah seorang bocah berusia 10 tahun bernama Iis Tasrliyah, warga Kampung Gentur, RT 04/04, Desa Padamukti, Kecamatan Pasirwangi.
Iis dirawat di ruang Isolasi RSU dr Slamet Garut sejak Sabtu (23/1) sekira pukul 14.15 atas rujukan dokter Puskesmas Pasirwangi. Dugaan Iis telah terserang virus flu burung selain dilihat dari gejala-gejala yang dideritanya, juga akibat adanya riwayat banyaknya unggas yang mati mendadak tak jauh dari tempat tinggal Iis.
Direktur RSU dr Slamet Garut, Widjajanti Utojo menyebutkan, saat tiba di RSU, Iis dalam keadaan demam tinggi yang mencapai 38,8. Selain itu, resfirasi dan denyut nadinya juga cukup tinggi ditambah dengan sesak yang dideritanya.
Selain itu, dari kedua orangtua pasien diperoleh keterangan jika sebelumnya, tak jauh dari tempat tinggal mereka terdapat puluhan unggas yang mati secara mendadak. Parahnya lagi, bangkai puluhan unggas tersebut tidak dibakar atau dikubur oleh pemiliknya, namun dibuang begitu saja di sebuah kolam yang setiap hari dilalui oleh Iis.
“Atas laporan itulah pasien dinyatakan susfect AI dan diputuskan untuk dimasukan di ruang Isolasi yang memang dikhususkan untuk merawat pasien susfect AI," ujar Widjajanti.
Menurut Widjajanti, untuk memperoleh kepastian mengenai penyakit yang diderita Iis, pihaknya telah mengambil sampel darah, air liur dan ingus Iis dan dikirimkan ke Litbangkes. "Kami masih menunggu hasilnya. Mudah-mudahan saja hasilnya negatif," katanya.
Diterangkannya, tiga hari setelah masuk di ruang isolasi, kini kondisi kesehatan Iis nampak sudah mulai membaik. Suhu tubuh, respirasi serta denyut nadinya, kini mulai berangsur normal.
Lebih jauh diungkapkannya, berdasarkan keterangan dari pihak Dinas Kesehatan, setelah dilakukan pemeriksaan terhadap sejumlah sampel unggas yang mati, ternyata ditemukan positif terserang virus H5N1. Hal ini diakuinya memang patut diwaspadai.
Kedua orangtua pasien, Asep Sulaeman (42), dan Saadah (29), mengatakan, sebenarnya penyakit yang diderita anaknya sudah terasa sejak Rabu 20 Januari lalu. Selain mengalami demam tinggi dan batuk-batuk, saat itu Iis juga menderita muntah-muntah. Saat itu anaknya sempat dibawa ke dokter setempat untuk diperiksa. “Kata dokter mengatakan kalau anak saya terserang demam berdarah," tuturnya Asep Sulaeman.
Namun hingga beberapa hari kemudian, ternyata penyakit yang diderita anaknya tidak kunjung sembuh bahkan cenderung lebih parah. Setelah itu tepatnya Sabtu (23/1), dokter baru merujuk Iis agar segera dibawa ke RSU dr Slamet Garut.
Diakui Asep dan Saadah, dalam jangka waktu seminggu terakhir, di daerahnya memang banyak unggas yang mati secara mendadak. bangkai unggas tersebut oleh pemiliknya dibuang ke sebuah kolam yang jaraknya tak begitu jauh dari tempat tinggal mereka.
"Anak saya tidak pernah bersentuhan langsung dengan bangkai unggas tersebut. Mungkin sering lewat kolam tempat bangkai-bangkai unggas tersebut dibuang," pungkasnya.
(Fitra Iskandar)