PEKANBARU - Sebanyak 82 pengungsi asal Rohingya, Myanmar yang berada di Rumah Detensi Imigrasi (Rudenim) Tanjung Pinang, Ibukota Kepulauan Riau (Kepri) kondisinya kian memprihatinkan.
Demikian disampaikan Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI), M Jumnur Hidayat. Hal itu disampaikannya saat mengunjungi puluhan imigran di Rudemim Tanjung Pinang.
Menurutnya, banyak dari mereka kehilangan keluarga, tempat tinggal dan harta benda. Mereka juga tidak mengetahui nasib-nasib keluarga mereka lainnya.
Di hadapan para pengungsi, Jumhur menyatakan keprihatinannya dan dia menyatakan bahwa rakyat Indonesia sangat marah atas tindakan sewenang-wenang dari pemerintah junta militer Myanmar terhadap penduduk muslim Rohingya.
"Tapi saya kesini atas nama pribadi. Kita berharap kalian semua sabar. Kita bangsa Indonesia siap membantu" kata JumhurKamis (2/8/2012).
Dalam kunjungan ke Tanjung Pinang dalam Safari Ramadan, Jumhur juga melakukan dialog langsung dengan para imigran tersebut.
"Kami diteror habis-habisan, tempat ibadah dibakar penduduk dibunuh," kata Muhammad Yunus, salah satu pengungsi Rohingya yang sudah fasih berbahasa Indonesia.
(Rizka Diputra)