JAKARTA- Menteri Perhubungan, Ernest Everst Mangindaan dicecar anggota komisi V DPR terkait kecelakaan KM Bahuga Jaya dengan kapal tanker Norgas Canthika di Selat Sunda 26 September 2012.
Ketua Komisi V DPR, Yasti Soepredjo Mokoagow menanyakan, soal kondisi di perairan Selat Sunda.
“Bagaimana dengan kecepatan kapal yang hanya 15-20 km dan kondisi cuaca relatif cerah bisa terjadi tubrukan KMP Bahuga Jaya dan Kapal Tanker MT Norgas Canthika tersebut?," kata Yasti saat rapat kerja dengan Menteri perhubungan, di Gedung DPR, Senin (3/10/2012).
Mangindaan pun menjelaskan, tabrakan tersebut disebabkan karena faktor human error, karena kondisi cuaca dan gelombang di Selat Sunda saat kecelakaan antara KM Bahuga Jaya dan Kapal Tanker Norgas Canthika 26 September 2012, aman untuk jalur pelayaran.
Mangindaan mengungkapkan, KM Bahuga Jaya berangkat dari dermaga II Pelabuhan Merak, sekira pukul 03.05 WIB, menuju pelabuhan Bakauheni, Lampung. Sedangkan, Kapal Tanker MT Norgas Canthika berlayar dari Afrika Selatan menuju Singapura dengan melintasi Selat Sunda.
Saat keduanya berpapasan, lanjut Mangindaan, terjadilah tabrakan antara kedua kapal tersebut di Selat Sunda, Lampung Selatan, Lampung. Politikus Demokrat ini menuturkan, KM Bahuga Jaya diketahui mengalami kerusakan di bagian lambung sebelah kanan. "Kira-kira 30 menit setelah bertubrukan, KM Bahuga Jaya tenggelam," jelas Mangindaan.
Setelah tabrakan dan KM Bahuga Jaya tenggelam, kapal Tanker MT Norgas Canthika, juga mengalami kerusakan haluan depan sebelah kiri.
Dalam kecelakaan itu, kata Mangindaan, tercatat 206 orang penumpang KM Bahuga Jaya dinyatakan selamat. "Korban yang meninggal sebanyak tujuh orang," singkatnya.
Jumlah kendaraan yang ikut tenggelam, diakui Mangindaan sebanyak 78 unit, terdiri dari sepeda motor 10, mobil pribadi 22, mobil barang 11, truk sedang 11, dan truk besar 18 unit. “Hingga saat ini proses pencarian dan penyelamatan terus dilakukan oleh pemerintah atau tim gabungan dengan mengerahkan potensi yang ada,” katanya.
Menurut Mangindaan, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) sudah mengeluarkan informasi soal cuaca, tinggi gelombang dan kecepatan angin pada 24 September 2012 pukul 14.00.
"Informasi ini berlaku mulai 25 September pukul 7.00 WIB hingga 26 September pukul 7.00 WIB. Isi informasinya mengindikasikan perairan Selat Sunda aman untuk dilayari," tegasnya.
Berdasarkan observasi permukaan laut oleh BMKG pada 26 September tersebut kondisi awan cerah, angin lemah. Bahkan, analisa citra satelit menunjukkan tutupan awan cerah. Analisa gelombang laut dan kecepatan angin laut menunjukkan tinggi gelombang 75 cm hingga 125 cm. Dan masuk kategori rendah.
Sementara itu, kecepatan angin 5-10 knot, atau 9-18 km perjam, dikategorikan lemah serta arah angin dari selatan ke barat daya, sehingga laik untuk dilayari.
(Stefanus Yugo Hindarto)