 
                JAKARTA - Pihak Istana telah menegaskan bahwa kiprah Partai Keadilan Sejahtera (PKS) di Sekretariat Gabungan (Setgab) partai koalisi pendukung pemerintah telah tamat. 
Sikap PKS yang kerap berseberangan dengan pemerintah, dan kini sangat frontal menolak kebijakan kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) menjadi alasan utama partai besutan Anis Matta itu 'ditendang' dari Setgab Koalisi.
Kemudian, yang terjadi saat ini adalah, baik Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) maupun PKS sendiri masih menunggu apakah tiga orang menteri PKS akan terlempar dari keanggotaan KIB II yang dipimpin  SBY-Boediono.
"Saya kira kalau PKS tarik mundur menterinya dari kabinet itu akan merusak skenario yang telah dibangun PKS. Saat ini, PKS masih menunggu apakah ada reshuffle besar-besaran atau tidak," ujar analis politik Charta Politika, Arya Fernandez saat berbincang dengan Okezone, di Jakarta, Jumat (21/6/2013) malam.
Menurut Arya, SBY tidak akan berani me-reshuffle seluruh menteri dari PKS yang kini tengah duduk di kabinet. "PKS yakin betul bahwa kecil kemungkinan SBY lakukan reshuffle besar-besaran dan PKS sangat sadar itu," samungnya.
"PKS juga saat ini masih menunggu apakah SBY berani. Ini permainan emosi dan permainan psikologi antara PKS dan SBY siapa yang benar-benar bisa menahan diri. PKS pun sudah tak mau ambil pusing soal komentar miring terhadap partainya," tutup Arya.
Sekadar diketahui, terdapat tiga menteri dari PKS yang saat ini duduk di Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) II pimpinan SBY-Boediono. Mereka yakni Menteri Sosial Salim Segaf Al Jufrie, Menteri Pertanian Suswono dan Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Tifatul Sembiring.
(Rizka Diputra)