REYKJAVIK – Gara-gara tersangkut kasus Panama Papers, Perdana Menteri Islandia Sigmundur Gunnlaugsson memutuskan untuk mundur dari jabatannya. Hal ini disusul kedatangan puluhan ribu warga yang memadati kantornya di Reykjavik pada Selasa 5 April 2016, menuntunya untuk turun.
“Ya, PM Gunnlaugson berjanji akan melepaskan jabatannya,” kata Menteri Agrikultur Sigurdur Ingi Johannsson, seperti disitat dari Washington Post, Rabu (6/4/2016).
Setelah pernyataan resmi tentang kabar pengunduran diri ini, parlemen Islandia belum mengabulkannya. Sebab pada Selasa memang belum ada jadwal pertemuan. Menanggapi kasus yang menimpa kepala pemerintahannya, Presiden Olafur Ragnar Grimson menyatakan masih akan berbicara lebih lanjut dengan para pemimpin politik dan pihak lainnya sebelum membuat keputusan.
“Kami masih mempertimbangkan pengunduran dirinya. Saya akan rundingkan masalah ini dengan para politisi lain guna memutuskan untuk menerima atau menolak surat pengunduran dirinya,” ujar Grimson.
Berdasarkan hasil investigasi 400 jurnalis dari 80 negara atas data yang direkap dalam Panama Papers, Gunnlaugsson dan istrinya disebut memiliki perusahaan offshore yang terhindar dari pajak yang seharusnya masuk ke kantong Islandia.