BAKU – Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan angkat bicara soal upaya penggulingan terhadap dirinya yang dilakukan sekelompok orang berbaju safari pada Jumat 15 Juli waktu setempat atau Sabtu 16 Juli WIB.
Menurut mantan Wali Kota Istanbul ini, kudeta militer yang menewaskan lebih dari 250 orang tersebut merupakan ulah sebagian kecil pasukan militer yang berusaha menguasai masyarakat mayoritas di Turki.
Kesalahan juga dia limpahkan kepada Fetullah Gulen (75) yang kini berdiam di Pennsylvania, Amerika Serikat. Minoritas dalam angkatan bersenjata Turki itu ditudingnya merupakan para antek setia ulama kharismatik pendiri gerakan Hizmet tersebut.
“Sangat jelas bahwa mereka adalah kelompok minoritas. Kita tidak bisa membiarkan minoritas mendominasi mayoritas. Kami sudah mengambil sejumlah langkah yang signifikan untuk mencegah kudeta semacam itu terjadi lagi,” ujarnya, seperti dikutip dari APA, Kamis (21/7/2016).
Erdogan bersyukur, upaya pemakzulan dirinya itu berhasil digagalkan. Rakyat pun berbalik semakin mencintai dan berusaha melindungi dia. Mengetahui bahwa ada marabahaya di dalam negerinya yang bukan berasal dari pemerintah.