JAKARTA - Penanganan dampak banjir di Kota Bima, Nusa Tenggara Barat terus dilakukan hingga masa tanggap darurat dinyatakan usai pada 5 Januari 2017. Kini, meski banjir sudah surut, namun kondisinya masih menyisakan genangan dan lumpur di beberapa tempat.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memperkirakan banjir bandang tersebut mengakibatkan kerugian dan kerusakan mencapai lebih dari Rp 1 triliun.
"Hampir semua sektor kehidupan terdampak dari banjir. Diperkirakan kerugian dan kerusakan akibat banjir mencapai lebih dari Rp 1 triliun rupiah," ucap Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho dalam keterangan pers yang diterima Okezone, Senin (26/12/2016).
Sutopo memaparkan berdasarkan perhitungan data sementara kerugian dan kerusakan akibat banjir sebesar Rp 984,4 milyar. Hal itu meliputi berbagai aspek kerusakan seperti kerusakan fasilitas kesehatan diperkirakan mencapai Rp 64,4 miliar, kerusakan lahan pertanian meliputi 2.247 ha lahan sawah rusak dengan kerugian ditaksir mencapai Rp. 5.81 milyar, kerusakan pada fasilitas pendidikan yang mencapai Rp 9,2 miliar.
Selain itu, kerusakan infrastruktur yang terdiri dari sembilan jembatan rusak, jalan dalam kota 40 km rusak, prasarana air minum rusak, sarana kebersihan, 5 dam rusak berat dan 1 dam rusak sedang sehingga kerugian diperkirakan Rp 259 Milyar.