BANGKALAN - Keberadaan lagu anak-anak di Kabupaten Bangkalan, Madura, Jawa Timur, mulai sulit ditemui. Kondisi tersebut menyulitkan para pengusaha odong-odong dalam memutarkan lagu anak-anak saat menjalankan usaha.
Sebab, lagu yang diputar memberikan pengaruh terhadap keinginan anak untuk naik odong-odong. Jika bukan lagu anak, biasanya kurang menarik minat anak untuk menaikinya.
Demi mendapat lagu anak, tak jarang para pengusaha odong-odong menyeberang lautan menuju Surabaya untuk membeli compact disc (CD) lagu anak-anak. Itu pun lagu anak-anak yang keluaran lama, tidak ada yang terbaru.
"Sekarang saya kesulitan mendapatkan lagu anak-anak di sini. Terpaksa saya harus pergi ke Surabaya untuk mencari lagu itu," terang seorang pengusaha odong-odong yang biasa beroperasi di Stadion Gelora Bangkalan (SGB), Abdul Rahman, Selasa (23/9/2014).
Rahman menjelaskan, sebenarnya ia sudah mempunyai koleksi lagu anak-anak, tetapi stok lama, seperti lagu Balonku dan si Komo. Tetapi, menurutnya, anak sekarang mulai bosan dengan lagu yang sudah ada.
"Tapi di Surabaya juga tidak ditemukan lagu anak-anak terbaru yang bagus dan mendidik seperti dulu. Sehingga, saya membeli lagu anak-anak bahasa Jawa, supaya lagu yang diputar tidak monoton," paparnya.
Menurut Rohman, dirinya memang sengaja memutar lagu anak-anak saat menjalankan odong-odong untuk menarik minat anak. Bila diputar lagu dewasa, kurang menarik anak kecil menaikinya.
"Kami berharap lagu anak-anak yang terbaru segera muncul lagi. Saya mematok tarif Rp3.000 untuk sekali naik per anak. Adapun durasinya sekira 10 menit," jelasnya. (Syaiful Islam)
(Risna Nur Rahayu)