Ketika masih dalam latihan terakhir di hangar Garuda dengan meminjam pesawat dengan jenis yang sama jelang hari pemberangkatan ke Thailand, terjadi kisah menarik ketika menolak pemberian peluru khusus antiteror yang sedianya sudah terbilang “basi”.
“Jangan Pak, kami belum terbiasa,” tutur Sintong. “Lho, ini peluru bagus, yang terbaru. Gunakan saja,” tegas Benny Murdani.
Sintong pun bersikeras menjajalnya lebih dulu dan di-iyakan oleh Murdani. Tak dinyana, tak satu peluru pun meletus. Sintong bersyukur belum langsung berangkat dengan peluru itu.
Benny Murdani pun memerintahkan anak buahnya mengambil persediaan peluru lain ke Tebet. Sebagai catatan, peluru khusus antiteror memang tak akan menembus dinding kabin pesawat. Tapi sayangnya peluru semacam itu harus diganti enam bulan sekali. Nampaknya ada kelalaian dari staf perlengkapan.
Hal menarik lainnya terjadi setelah tiba di satu area markas Pasukan Angkatan Udara Thailand dekat Bandara Don Mueang. Saat simulasi terakhir dengan mengajak seorang pilot Garuda. Tapi usai simulasi, sang pilot memberanikan diri memberi koreksi.
“Tadi waktu bapak latihan, memang kalau pintu samping dibuka dari luar, anak buah bapak mudah menyerbu masuk. Tapi kalai pintu darurat yang terbuka, justru yang keluar karet peluncur pendaratan darurat,” tegas sang pilot.