Alkisah Sintong Pandjaitan & Benny Murdani di Operasi Woyla

Randy Wirayudha, Jurnalis
Sabtu 28 Maret 2015 08:00 WIB
Share :

DALAM suasana tegang kala merencanakan operasi pembebasan pembajakan Pesawat Garuda DC-9 “Woyla”, terdapat serangkaian peristiwa menarik antara dua aktor utama petinggi Kopassandha (sekarang Kopassus), antara Asisten Operasi Letkol Sintong Hamonangan Pandjaitan dengan Kapusintelstrat, (alm) Leonardus Benyamin ‘Benny’ Murdani.

Ketika pembajakan terhadap 48 penumpang dan lima awak Pesawat Garuda GA206 terjadi, Benny Murdani yang sudah diperintahkan Presiden Suharto untuk melancarkan operasi pembebasan, menghubungi Asrama Kopassandha.

Sayangnya, beberapa perwira berpengalaman seperti A.M. Hendropriyono, Luhut Binsar Pandjaitan dan Prabowo Subianto sedang tidak ada di tempat. Hendropriyono tengah mengikuti latihan gabungan ABRI di Maluku. Sementara Luhut Pandjaitan dan Prabowo sedang menjalani pendidikan di Jerman Barat bersama GSG-9 (pasukan khusus Jerman).

Tinggallah Sintong Pandjaitan di asrama, lantaran kakinya tengah cedera usai latihan Mobile Training Team (MTT) dari Pasukan Khusus Amerika Serikat di Cijantung, pada awal tahun 1981.

Dalam buku “Sintong Pandjaitan: Perjalanan Seorang Prajurit Para Komando”, dia pun akhirnya dipercaya merencanakan operasi, kendati kakinya masih harus di-gips.

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya