12 Januari 1961, Atang Sendjaja diikutkan kursus “Advanced Operations & Maintenance” di Moskow, Uni Soviet (sekarang Rusia), sekaligus diikutkan dalam misi pembelian alutsista.
Sepulangnya ke tanah air, sosok Ayah lima anak itu ditugaskan lagi ke Departemen MBAU dan kemudian sebagai Komandan Departemen Materiil 091 Tanjung Priuk dengan pangkat Kapten Udara, sekaligus ikut merintis satu skadron helikopter.
Namun tragedi muncul pada 29 Juli 1966. Keluarga serta segenap jajaran AURI mendapati kabar duka meninggalnya Atang Sendjaja. Memang, sedianya masih berkeliaran spekulasi soal meninggalnya Atang Sendjaja, termasuk cerita Atang Sendjaja meinggal saat Operasi Dwikora.
Tapi pihak keluarga seperti yang pernah dipaparkan pihak AURI ketika itu, mempertegas bahwa Atang Sendjaja meninggal saat menjalankan tugas, di mana dia mengawal transportasi sejumlah helikopter angkut asal Rusia, Mi-6.
“Kakek (Atang Sendjaja) meninggal ketika membawa heli dari Tanjung Priuk ke Halim (sebelumnya Pangkalan Udara Cililitan). Saat itu kakek ada di dalam heli, buntut heli terkena kabel listrik sebelum masuk Halim,” papar Fajar Anugrah Putra, salah satu cucu Atang Sendjaja kepada Okezone.