Lokasi Jatuhnya Mahasiswa ke Kawah Merapi Berkabut

Bramantyo, Jurnalis
Minggu 17 Mei 2015 14:44 WIB
Persiapan tim gabungan melacak lokasi jatuhnya mahasiswa ke kawah Merapi (Foto: Antara)
Share :

BOYOLALI - Tiga tim Search and Rescue Unit (SRU) telah diberangkatkan menuju puncak Gunung Merapi.

Sambil membawa berbagai peralatan seperti tandu basket, self content breathing aparatus untuk melindungi dari gas beracun juga alat mountenering, tim yang beranggotakan 67 personel sekitar pukul 10.00 WIB secara bergelombang naik ke puncak.

Penambahan tiga tim SRU ini untuk memperkuat tim pencarian yang sehari sebelumnya sudah naik menuju puncak Gunung Merapi.

Humas Basarnas Solo Yohan mengatakan, tim gabungan yang berasal dari Basarnas, BPBD, Balai Taman Nasional Gunung Merapi (BTNGM), SAR Klaten, SAR Barameru, Guruh Merapi, SAR DIY, SAR Magelang, Boyolali, Mapala dan warga sekitar, masih belum menemukan titik pasti di mana korban, Eri Yunanto (21) mahasiswa Fakultas Tehnik, Universitas Atmajaya Yogyakarta ini jatuh ke kawah Gunung Merapi.

Menurut Yohan, kendala terberat yang harus dihadapi tim evakuasi itu sendiri, selain titik jatuhnya korban belum diketahui secara pasti. Lokasi di sekitar jatuhnya korban selalu diselimuti kabut.

Belum lagi, ancaman gas beracun yang keluar dari dalam kawah Gunung Merapi, ikut memperlambat proses pencarian.

"Lokasi di mana korban dilaporkan jatuh selalu diselimuti kabut dan sering turun hujan. Belum lagi, gas beracun yang keluar dari dalam kawah, ikut menambah beratnya proses evakuasi. Sedangkan untuk melihat kawah secara aman dari dekat, baru bisa dilakukan pada pukul 12.00 WIB. Setelah itu kawah kembali diselimuti kabut," papar Yohan kepada Okezone, Minggu (17/5/2015).

Menurut Yohan, bila memang benar korban jatuh ke dalam kawah Gunung Merapi, diperkirakan korban berada di kedalaman 100-200 meter. Bila memang benar, maka tim hanya berharap ada keajaiban saja.

Sementara itu bantuan perlengkapan alat bantu pernafasan Self Contained Breathing Apparatus (SCBA) untuk melindungi dari gas beracun yang sangat berbahaya kembali didatangkan dari BPBD Klaten. Selain mengirimkan bantuan peralatan, BPBD Klaten pun menerjunkan personel untuk membantu pencarian.

Kepala Pelaksana Harian (Kalak) BPBD Klaten Sri Winoto menjelaskan jika pihaknya telah mengirimkan tim SAR berjumlah delapan orang, ditambah dengan satu personel damkar dengan membawa perlengkapan SCBA, untuk melindungi dari gas beracun yang sangat berbahaya.

"Tim SAR Klaten sudah berangkat untuk bergabung dengan tim lainnya membantu pencarian dan evakuasi korban," terang Sri Winoto, Minggu (17/5/2015).

Sri Winoto juga mengingatkan kepada tim evakuasi agar berhati-hati dalam menjalankan tugas kemanusiaan ini. Pasalnya dari dalam kawah Gunung Merapi banyak mengeluarkan gas beracun yang sangat berbahaya bila dihirup.

Selanjutnya Sri Winoto juga mengharapakan pada warga pendaki, relawan, untuk mematuhi rekomendasi BPPTKG. Saat ini memang status Merapi dalam keadaan normal. Namun diharapkan pendakian hanya dilakukan sampai Pasar Bubrah.

"Dilarang naik sampai puncak, kecuali untuk kepentingan penelitian. Semoga saja adanya kejadian ini jadi pelajaran, bagi semua jangan mengikuti adrenalin ketika mendaki merapi harus sampai puncak," imbaunya.

(Randy Wirayudha)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya