JAKARTA - Jopi Peranginangin, relawan Jokowi mengalami penusukan hingga akhirnya meninggal oleh oknum TNI AL berinisial J di sebuah tempat hiburan malam di kawasan Kemang, Jakarta Selatan, pada Sabtu 23 Mei 2015, dini hari lalu.
Aktivis agraria ini sempat menjalani perawatan di Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP), sebelum dinyatakan tewas oleh dokter pada pukul 06.00 WIB.
Berikut kronologis kematian Jopi berdasarkan keterangan yang dihimpun oleh Koalisi Solidaritas untuk Jopi:
Jumat, 22 Mei 2015
Pukul 20.00 WIB: Jopi dan G keluar dari daerah Tebet menumpangi Mobil Honda Jazz menuju Kemang untuk menghadiri launching albumnya Navicula di Paviliun 28, Kemang.
Pukul 21.15 WIB: Jopi dan G tiba di Paviliun 28, dan bertemu dengan CR, YY dan anggota band Navicula
Pukul 23.00 WIB: Acara launching album Navicula selesai, Jopi dan kawan-kawannya masih tetap berada di Paviliun 28.
Pukul 23.10 WIB: Jopi, G, dan CR berpindah ke De Mollucas untuk bertemu dengan teman-temannya bernama A, M, AH, J dan RR.
Pukul 23.30 (Jumat) hingga 02.30 WIB (Sabtu 23 Mei 2015): Jopi tiba di De Mollucas untuk bersenang-senang dengan teman-temannya di akhir pekan. Tiga orang datang bergabung, yaitu N, E dan M.
Pukul 02.30 WIB: De Mollucas tutup, dan rombongan memutuskan pindah ke Venue. Saat itu, yang berangkat hanya 8 orang. Sedangkan CR, J dan RR memutuskan untuk pulang.
Pukul 02.45 WIB: Jopi dan 7 orang temannya masuk ke Venue. Mobil diparkir di Chai Lounge, tak jauh dari Venue. Venue dalam keadaan ramai pengunjung yang juga ada sejumlah orang berperawakan tegap dan cepak.
Pukul 03.00 WIB: Salah satu teman Jopi, G, keluar dari Venue menuju mobil untuk tidur.
Pukul 04.00 WIB: Pengelola Venue menyalakan lampu sebagai pertanda akan selesai operasional. Sejumlah tamu berangsur pulang.
Saat itu, rombongan pria-pria tegap itu datang menghampiri meja Jopi dan kawan-kawan. Salah satu pria itu memegang pundak A dan bilang, "Finish. Out, out!"
A menjawab," Oh iya bro, kita juga mau keluar."
Pria itu masih bicara tidak jelas ke arah A. Saat itulah, Jopi yang duduk di sebelah A bertanya ke A. "Ada apa nih?"
Saat itulah, pria berbadan tegap itu naik pitam. Ia terlihat emosi dan mau memukul Jopi dengan menarik tangan Jopi. Sontak, teman Jopi buru-buru menarik Jopi keluar dari Venue.
Teman pria cepak tersebut, juga menahan agar pria itu tidak marah. Namun, keributan kecil sempat terjadi antara pria itu dengan Jopi.
Tiba-tiba pria tegap itu membuka tas selempang kecil warna krem dan ia mengeluarkan pisau bayonet sambil teriak. "Saya ini, tentara."
A sempat berusaha menghalangi pria itu dan menangkis dengan tangan kiri hingga akhirnya terluka kena pisau. A lalu meminta Jopi untuk segera lari ke arah mobil.
Ternyata begitu Jopi lari, para pria berbadan tegap itu mengejar Jopi, termasuk yang memegang pisau bayonet. Teman-teman Jopi ikut berlari mengikuti.
Tepat di depan parkiran Habibie Center, Jopi terlihat dipukuli. Terdengan teriakan Jopi. "Salah gue apa?"
Saat itu karena posisi Jopi dikerubuti oleh para pengeroyok, teman-teman Jopi tidak bisa melihat kejadian penusukan.
Pukul 04.15 WIB: Teman-teman Jopi mendekat, dan melihat Jopi tersungkur. Menunduk di bawah pohon dan mulutnya mengeluarkan darah. Saat diangkat ke mobil, M baru tahu kalau badan Jopi basah karena darah. Buru-buru M, A dan AH membawa Jopi ke RSPP
Pukul 04.30 WIB: Jopi masuk IGD RSPP. Kondisi Jopi dinyatakan kritis oleh dokter jaga. Sebab, Jopi mengalami luka tusuk yang mengenai paru-paru dan sedikit terluka. Alhasil, terjadi pendarahan yang masif. HB nya baik, acid tinggi, sel darah putih turun dan ada infeksi bakteri dari luka yang ditimbulkan bayonet.
Dokter menyarankan Jopi masuk ICU karena kondisi semakin memburuk.
Pukul 04.32 WIB: G yang sempat pamit untuk tidur di mobil, terbangun saat azan subuh berkumandang. G mencoba menelepon Jopi. Namun, telepon tidak dijawab. Ia juga mencoba menghubungi J dan M. Menunggu cukup lama, ia akhirnya mendapat kabar bahwa Jopi sedang kritis dan dirawat di RSPP.
Pukul 05.50 WIB: G berangkat ke RSPP
Pukul 06.00 WIB: Dokter RSPP menyatakan Jopi telah meninggal dunia.
Seperti diketahui sebelumnya, Mina Setra, Deputi Satu Sekjen Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) menjelaskan, pernyataan dari Polisi Militer Angkatan Laut (Pomal) bahwa pembunuh Jopi Paranginangin hanya pelaku tunggal dianggap terlalu dini.
Kata Mina, keterangan Pomal bahwa pembunuh Jopi yakni oknum TNI AL berinisia J sangat disayangkan, sehingga dianggap tidak benar.
"Tidak benar pelaku pembunuh Jopi itu pelaku tunggal, Karena dari saksi berinisial A yang juga menjadi korban kekerasan saat itu menjelaskan pelaku sendiri berjumlah enam orang. Hal itu juga dibuktikan adanya bukti dari kamera CCTV," kata Mina, di Rumah AMAN, Jakarta Selatan, Selasa (26/5/2015).
(Randy Wirayudha)