“Mereka memiliki pengetahuan dalam pengiriman. Mereka merupakan pelaut yang berpengalaman. Begitu sampai ke MT Orkim Harmony, mereka mematikan sistem identifikasi otomatis sehingga tidak terdeteksi," kata Laksamana Ahmad Puzi, seperti diberitakan The Star, Selasa (23/6/2015).
“Ruslan bisa berbahasa Inggris dengan baik ketika bernegosiasi melalui telefon. Dia bisa saja berbicara dengan bos atau calon pembeli. Bahasa yang digunakan adalah bahasa Inggris,” sambungnya.
Selain meminta pernyataan dari anggota kru MT Orkim Harmony, MMEA juga sudah melakukan tes forensik di kapal itu untuk mengumpulkan informasi mengenai pelaku.
"Langkah selanjutnya dari kami adalah mengidentifikasi dalang atau bos besar mereka, atau apa pun yang Anda sebut mengenai orang tersebut. Tersangka diketahui membawa banyak alat komunikasi, dan kami bisa menggunakan alat itu untuk mencari tahu mereka berkomunikasi dengan siapa,” katanya.
(Hendra Mujiraharja)