"Buktinya kita tidak tahu bagaimana para korban diselamatkan. Korban dibiarkan terlambat saat dievakuasi dan tidak jelas rujukan rumah sakitnya," ungkap Azas.
SOP lainnya, lanjut Azas, yakni berupa penanganan para penumpang yang terlantar akibat kecelakaan KRL tersebut. Para penumpang, kata Azas, bahkan harus berjalan kaki untuk menuju stasiun berikutnya.
"Saya pernah ke Paris, Prancis jadi ada rel KA yang rusak. Dua stasiun sebelum dan sesudahnya itu diberikan bus alternatif kepada calon penumpang. Nah seharusnya PT KRL dan KCJ memberlakukan hal yang sama tidak melakukan pembiaran seperti itu," tandasnya.
(Muhammad Sabarudin Rachmat (Okezone))