SOLO - Kesibukan penyambutan kedatangan jenazah Gusti Raden Ayu Siti Nurul Kamaril Ngasarati Kusumawardhani atau akrab disapa Gusti Nurul yang meninggal di usia 94 tahun di Bandung, Jawa Barat, dilakukan di Pura Mangkunegaran.
Pantauan Okezone malam tadi, beberapa abdi dalem Pura Mangkunegara terlihat tengah menata kursi dan meja di Pendapi gede Pura Mangkunegaran.
Di halaman dalam Pura Mangkunegaran, meski yang meninggal putri dari Mangkunegara VII dengan Gusti Ratu Timoer, putri Sultan Hamengku Buwono VII, belum terlihat satupun juga adanya karangan bunga tanda duka cita dari kolega-kolega Pura Mangkunegaran.
Pangageng Mondropuro Istana Mangkunegaran, Supriyanto Waluya mengatakan saat ini seluruh keluarga dari Pura Mangkunegara masih dalam perjalanan ke Solo, Jawa Tengah.
Prosesi pelepasan jenazah sendiri,ungkap Supriyanto, akan dilakukan dengan adat jawa. Di mana sebelum jenazah diberangkatkan, akan dilakukan prosesi brobosan.
Di mana nantinya, ketujuh putra - putri dari Gusti Nurul berjalan di bawah jenazah ibundanya. Sebagai penghormatan terakhir dari anak-anaknya.
"Iya, prosesi menggunakan adat jawa. Adat dari Pura Mangkunegaran. Jenazah sendiri akan diberangkatkan ke Astana Girilayu pukul 11.30 WIB. Sebelum diberangkatkan, ketujuh putra-putri Gusti Nurul ini akan melakukan tradisi brobosan berjalan di bawah jenazah Ibundanya,"jelas Supriyanto kepada Okezone, Selasa (10/11/2015).
Menurut Supriyanto, karena Gusti Nurul ini adalah putri dari Mangkunegaran VII, maka Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya Mangkunegara IX sendiri yang akan melepas jenazah menuju ke tempat peristirahatan terakhirnya di Astana Girilayu, Matesih, Karanganyar, Jawa Tengah.
"Paduka Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya Mangkunegara IX sendiri yang akan melepas jenazah dari Gusti Nurul,"ungkapnya.
Ia menambahkan, di Astana Girilayu yang merupakan komplek pemakaman milik Pura Mangkunegaran, Gusti Nurul akan dimakamkan berdekatan dengan makam ayahnya, Mangkunegara VII yang juga dimakamkan di Astana trah Mangkunegara ini.
"Gusti Nurul sendiri akan dimakamkan di dekat makam ayahnya, Mangkunegara VII," ujarnya.
Jenazah tokoh yang banyak berperan pada pendirian stasiun radio pertama di Indonesia ini meninggal karena usia lanjut. Semasa hidupnya, Gusti Nurul piawai dalam menari. Bahkan karena piawainya dalam menari inilah Gusti Nurul pernah menari di hadapan Ratu Wilhelmina di Belanda.
Tak hanya itu saja, tokoh-tokoh penting lainnya, seperti Presiden RI Pertama Soekarno, Sultan Hamengkubuwono IX, Sutan Sjahrir dan Kolonel GPH Djatikusumo dibuat patah hati karena gagal meminangnya. (Put)
(Abu Sahma Pane)