Jangankan ada anggota parlemen muslim, warga muslim Rohingya pun tak diperbolehkan ikut pemilu. Sementara sejumlah tokoh muslim, dijegal dengan berbagai cara untuk maju sebagai calon legislatif (caleg) di parlemen, salah satunya Win Mya Mya yang notabene Wakil Ketua Partai NLD.
“Saya pribadi sangat sedih, di mana takkan ada tokoh muslim di parlemen. Kami lahir di negara ini. Saya seorang warga (Myanmar). Saya pun hanya berbahasa Myanmar. Nenek dan kakek saya juga lahir di Myanmar,” tukas Win, disitat VOANews.
Harapan serupa, kendati tetap pesimis, dilayangkan warga muslim Myanmar lainnya, Yin Yin Moe yang sempat harus merelakan rumahnya diporak-porandakan konflik yang meletus pada Juli lalu.
“Ketika konflik meletus, kami harus melarikan diri. Kami harus meninggalkan rumah kami karena kami tak mendapatkan perlindungan yang setara di mata hukum,” timpal Yin.
“Diskriminasi tak hanya dilakukan oleh rezim pemerintahan, tapi juga di pikiran beberapa orang Myanmar lainnya. Dia (Suu Kyi) takkan bisa mengubah hal itu dalam waktu satu malam,” tandasnya.
(Randy Wirayudha)