“Lakukan pendekatan lunak dengan pendekatan psikologi, sosilogi. Tidak perlu selalu dengan kekerasan. Nanti masyarakat bisa menilai kinerja Densus,” lanjutnya.
Ia menekankan, apa yang dilakukan Tim Densus saat melakukan penangkapan terhadap terduga teroris hingga menyebabkan nyawa hilang harus diteliti yang benar.
Sebelumnya, Siyono ditangkap di dekat rumahnya usai Salat Maghrib pada 8 Maret 2016. Namun, pada 11 Maret, pihak keluarga menerima kabar bahwa Siyono telah tewas. Polisi menjelaskan bahwa kematian Siyowo akibat kelelahan setelah berkelahi dengan petugas di dalam mobil.
Sementara pihak keluarga mengatakan bahwa kerabatnya tersebut dalam kondisi sehat dan tidak memiliki atau sedang mengalami sakit paru-paru ataupun jantung.
(Rachmat Fahzry)