Ini Tujuan Si Whistleblower Panama Papers

Silviana Dharma, Jurnalis
Selasa 05 April 2016 09:00 WIB
Mossack Fonseca, firma berbadan hukum yang berbasis di Panama. (Foto: Reuters)
Share :

LONDON – Bocoran dokumen terbesar dalam sejarah, Panama Papers, pertama kali diterima oleh jurnalis investigasi asal Jerman, Bastian Obermayer setahun lalu. Menurut penuturannya, pesan tak terduga itu muncul begitu saja di layar komputernya suatu hari.

“Dia memperkenalkan diri sebagai John Doe dan menawarkan apakah saya tertarik pada data yang ia punya. Tentu saja saya tertarik,” tutur Obermayer, seperti disadur dari Daily Beast, Selasa (5/4/2016).

Namun data itu tidak lantas diberikan begitu saja. John Doe mengajukan syarat, bahwa data dirinya harus sangat dirahasiakan. Dia juga menolak untuk bertatap muka, jadi semua komunikasi dilakukan melalui kata sandi yang hanya diketahui oleh mereka berdua.

“Misalnya, setiap kali bersapa kami bertukar dengan pertanyaan ‘Is it sunny?’ dan jawaban yang benar adalah ‘The moon is raining’,” paparnya.

Obermayer pun semakin tertarik. Tentu data yang dimiliki teman misteriusnya ini sangat besar dan melibatkan rahasia terdalam orang-orang penting, pikirnya. Sebab hanya orang-orang yang merasa terancam keselamatannya yang selalu meminta jati dirinya sebagai narasumber untuk disembunyikan.

Namun ia merasa perlu tahu maksud dan tujuan pria asing ini melakukan hal berbahaya itu. Dan jawaban yang datang sangat singkat, “saya ingin menjadikannya kejahatan publik.”

Hal yang tidak pernah disangka oleh Obermayer kemudian adalah besarnya data yang dimiliki John Doe. Bayangkan bocoran kawat diplomatik yang diperoleh Wikileaks, Pentagon Papers saat perang Vietnam dan data intelijen yang dicuri Snowden, semua dijadikan satu pun belum cukup untuk menandingi data yang dimiliki peniup peluit (whistleblower) ini.

“Berapa banyak data yang kau punya?” tanya si wartawan.

“Lebih dari yang pernah kau bayangkan,” responnya.

Whistleblower itu tidak bohong, karena kapasitas data yang dimilikinya mencapai 4,8 juta dokumen dikirim lewat surel, tiga juta folder dibagikan dan 2,1 juta dokumen dimuat dalam bentuk PDF.

Kumpulan dokumen ini kemudian kita kenal sebagai Panama Papers. Nama yang disematkan karena jutaan data itu diperoleh John Doe dari firma Mossack Fonseca, perusahaan berbadan hukum yang berbasis di Panama.

Sebanyak 400 jurnalis dari 100 media dari 80 negara menghabiskan waktu setahun untuk mengecek dan mengulas Panama Papers sebelum akhirnya mengumumkan hasil temuan mereka pada Sabtu 3 April 2016.

Panama Papers mengungkap perusahaan-perusahaan offshore dan shell company milik 140 politisi, pejabat negara, selebriti dan atlet dari seluruh dunia, termasuk diantaranya kepala negara dan pemerintahan. Dokumen ini terdiri dari sekira 11,5 juta dokumen atau data setara 2,6 terabytes mengenai 214 ribu shell company dari periode 1970an hingga 2016 menjadikannya sebagai kebocoran dokumen terbesar di dunia.

Tidak ada yang tahu dari mana datangnya semua dokumentasi kepemilikan dan aliran dana yang diduga dirahasiakan untuk korupsi atau skema pencucian uang tersebut. Bahkan Obermayer pun tidak diberitahu.

“Saya tidak mengenal orang itu secara personal. Tapi yang pasti saya tahu orangnya. Karena pada masa itu, saya lebih banyak menghabiskan waktu berbincang dengannya daripada dengan istri saya,” ucapnya.

Sesuai janjinya, seminggu sebelum rahasia korupsi terbesar abad ini dipublikasikan ke publik, Obermayer menghancurkan semua rekam jejak interaksinya dengan si narasumber, termasuk merusak ponsel dan hard drive laptopnya.

(Randy Wirayudha)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya