LONDON – Ayah dari Perdana Menteri Inggris David Cameron mendadak jadi sorotan media kembali setelah namanya masuk dalam daftar hitam Panama Papers, skandal bocoran data terbesar abad ini.
Ian Cameron disebut terdaftar sebagai pemilik Perusahan Bailmore yang basisnya berada di negara surga pajak. Tercatat, selama 30 tahun pendiriannya, perusahaan itu tidak pernah sekalipun membayar pajak kepada Britania Raya.
Panama Papers mengungkap strategi jitu yang dipakai pengusaha yang meninggal pada 2010 itu ialah dengan jalan mempekerjakan sekira 50 penduduk Bahama, Negara di Kepulauan Karibia untuk menandatangani sejumlah dokumen kerja miliknya. Jabatan yang tersedia untuk disandang mereka hanya dua, yakni menjadi bendahara atau menjadi sekretaris.
Diwartakan The Guardian, Selasa (5/4/2016), pekerja paruh waktu paling terkenal yang terlibat dalam skema kerja perusahaan milik mendiang ayah Cameron ialah Bishop Solomon Humes, seorang uskup dari Gereja Nubuat Allah. Ia andil dalam berbagai peran penting, termasuk menjadi wakil presiden perusahaan Bailmore.
Perusahaan Bailmore sendiri didaftarkan di Panama dan meskipun perusahaan yang bergerak di bidang investasi ini berbasis di Bahama, namun akta kepemilikannya memakai alamat rumah warisan keluarganya di Aberdeenshire, Skotlandia. Dengan jumlah aset yang dikelola mencapai sepersepuluh dari jutaan poundsterling, atas nama para keluarga kaya di Inggris.
Ketika disinggung mengenai keterlibatan Ian Cameron dalam skema pencucian uang, juru bicara David Cameron menjelaskan bahwa hal itu adalah urusan pribadi keluarga sang perdana menteri.
“(Lagipula) semua itu terjadi di masa lalu. Faktanya sekarang, Perdana Menteri (David Cameron) telah menindak dan melakukan berbagai upaya untuk mengatasi penggelapan dan penghindaran pajak yang agresif selama masa pemerintahannya,” terang Helen Bower.