Dimaki, Siswi di Sragen Laporkan FPI ke Polisi

Agregasi Solopos, Jurnalis
Selasa 10 Mei 2016 12:34 WIB
Ilustrasi
Share :

SRAGEN – Dimaki dengan kata-kata kasar, seorang siswi SMA di Kabupaten Sragen berinsial IJ (16) melaporkan Front Pembela Islam (FPI) ke Polres Sragen.

Dari informasi yang dihimpun, pelaporan tersebut didasari kejadian pembubaran kegiatan perayaan kelulusan ujian nasional yang dilakukan oleh FPI di Alun-Alun Sasana Langen Putra Sragen, Sabtu 7 Mei 2016.

Perayaan kelulusan itu diselenggarakan dalam rangka pembuatan video klip salah satu album kompilasi dari musisi lokal Sragen yang prakarsai Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Disbudparpora).

“Kami itu berkumpul dengan tertib. Kami tidak konvoi di jalan. Sebelum kegiatan dimulai, kami membagikan nasi bungkus kepada warga di sekitar alun-alun,” kata IJ. Seperti dikutip dari Solopos, Selasa (10/5/2016).

Saat aksi pembubaran tersebut, salah seorang anggota FPI melakukan penghinaan kepada IJ, sesaat setelah IJ berfoto selfie di tengah kerumunan siswa lain.

”Saat saya sedang selfie, dia datang menghampiri saya. Dia bilang, kamu ngapain di sini nak? Pulang saja! Kamu di sini mau jadi apa? Mau jadi l***e?” kata IJ menirukan perkataan salah satu anggota FPI.

Sebelum menghina IJ, ia menambahkan anggota ormas Islam itu juga menyebut penyelenggaraan kegiatan itu kurang ajar. Bahkan, anggota FPI itu juga menyalahkan pemerintah di balik perayaan kelulusan ujian nasional tersebut.

“Biadab. Kamu itu dirusak oleh pemerintah,” kata anggota FPI itu sambil berlari mengusir kerumunan siswa.

IJ menyesalkan penghinaan yang dilakukan FPI kepadanya. Menurutnya, jika tidak berkenan, ormas tersebut bisa menyampaikan saran dengan baik-baik. “Ngomongnya tidak usah keras-keras. Semua mendengar saya dikata-katain mau jadi l***e. Siapa yang tidak marah? Coba kalau istrinya sendiri dikatakan seperti itu, apa dia sendiri tidak marah?” Tanya IJ.

Orangtua IJ, Rohadi, mendukung upaya hukum yang tempuh anaknya. Dia merasa penghinaan yang dilakukan anggota FPI itu sudah keterlaluan.

”Terus terang saya tidak rela anak saya dimaki-maki dengan kata-kata yang tidak pantas diucapkan tokoh agama. Kalau mau mengingatkan kesalahan anak saya kan bisa disampaikan dengan cara baik-baik,” ujarnya.

Sementara, Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) FPI Soloraya, Choirul mempersilakan IJ melapor ke polisi. Meski demikian, FPI juga berencana melaporkan balik panitia penyelenggaran perayaan kelulusan ujian nasional di Alun-Alun Sasana Langen Putra itu.

”Silakan lapor saja. Nanti kami juga akan melapor balik. Tidak masalah kok,” kata Choirul.

Saat ditanya alasan di balik rencana melaporkan panitia ke polisi, Choirul belum bisa memastikan. ”Nanti saja. Saya tidak mau berandai-andai. Lihat perkembangan saja. Yang jelas, mereka itu menyelenggarakan kegiatan itu fungsinya itu apa?” jelas Choirul.

(Fransiskus Dasa Saputra)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya