SAN JOSE – Kesalahan Hillary Clinton menggunakan server Email (surat elektronik) pribadi semasa menjabat Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (Menlu AS) pada 2009-2013, disebut bakal calon Presiden AS dari Partai Republik, Donald Trump tak termaafkan dan harus berbuah hukuman penjara.
Hillary yang juga eks Ibu Negara AS di masa Kepresidenan Bill Clinton itu, tercatat di server email pribadinya untuk urusan resmi pemerintahan. Padahal semestinya Hillary hanya menggunakan sistem server email yang khusus disediakan pemerintah federal.
Hal ini sedianya sudah mencuat sejak September lalu dan Hillary yang kini maju sebagai bakal calon Presiden AS dari Partai Demokrat, sudah meminta maaf dan mengaku siap bertanggung jawab.
(Baca: Terkait Bocornya Email, Hillary Clinton Minta Maaf)
Isu ini juga dijadikan Trump untuk menyerang Hillary kala berkampanye di San Jose, California, Kamis, 2 Juni 2016 waktu setempat (Jumat, 3 Juni WIB).
“Kawan-kawan, sejujurnya dia sangat bersalah. Hillary Clinton harus dijebloskan ke penjara. Fakta bahwa dia dibiarkan berpartisipasi dalam pemilihan ini, adalah hal memalukan buat AS,” seru Trump, sebagaimana dilansir Bloomberg, Jumat (3/6/2016).
“Ingat (bahwa) Hillary Clinton dulu membenci (Presiden AS saat ini, Barack) Obama? Sekarang dia (Hillary), ‘Ya, Pak, siap Pak Presiden’. Apapun yang diinginkan Obama akan diturutinya. Karena apa? Dia tidak ingin dipenjara,” tutupnya.