MEDELLIN – Penemuan puing-puing pesawat di Medellin, Kolombia, menjadi petunjuk utama dalam penyelidikan penyebab jatuhnya pesawat nahas yang mengangkut tim sepakbola liga utama Brasil, Chapecoense pada Senin 28 November 2016.
Pejabat keselamatan udara dan para penyidik mempertimbangkan adanya kemungkinan pesawat buatan Inggris, Aerospace Avro RJ85 itu jatuh akibat kekurangan bahan bakar. Akibat suplai bahan bakar berkurang, mesin pesawat bisa berhenti bekerja di udara hingga kemudian jatuh.
"Meskipun penyelidikan awal menunjukkan masalah listrik sebagai penyebab jatuhnya pesawat, kemungkinan pesawat kehabisan bahan bakar belum dikesampingkan," ujar Direktur Otoritas Penerbangan Sipil, Kolombia, Alfredo Bocanegra, seperti diwartakan oleh CNN, Rabu (30/11/2016).
Namun, Otoritas Penerbangan Sipil tidak memberikan keterangan lebih lanjut tentang rincian teknis. Bocanegra menambahkan, penyidik harus memastikan mengapa pesawat tidak memiliki bahan bakar yang cukup, karena pesawat jatuh hanya berjarak 8 kilometer dari bandara.
Foto yang dirilis oleh Otoritas Penerbangan Sipil menunjukkan puing-puing dari empat mesin Avro RJ85 berserakan dalam kondisi tak terbakar.
"Kami tidak menemukan jejak api ketika pesawat jatuh dan mungkin ini yang menjadi salah satu sebab, beberapa orang bisa selamat dari tragedi mengerikan ini," tutur Kepala Editor AirlineRatings.com
Berdasarkan penyelidikan terakhir terhadap gambar dari puing pesawat, timbul kecurigaan bahwa tidak ada bahan bakar yang tersisa dalam pesawat. Meskipun demikian, kehabisan bahan bakar merupakan faktor yang langka dari penyebab jatuhnya pesawat sipil.
"Sangat langka kehabisan bahan bakar menjadi faktor jatuhnya pesawat komersil karena ada begitu banyak tahap checks and balances, yang memastikan bahan bakar mencukupi untuk melakukan penerbangan," ungkap penyelidik Otoritas Keselamatan Udara Grant Brophy.
Brophy memperingatkan untuk tidak terlalu banyak memunculkan spekulasi tentang penyebab kecelakaan pesawat ini hanya berdasarkan analisis foto puing-puing pesawat. Penyidik secara resmi akan merekontruksi jam terakhir penerbangan menggunakan data dari Black Box, yang ditemukan pada Selasa 29 November 2016 dalam kondisi baik.
Penerbangan lepas landas dari Bandara Internasional Viru Viru, Santa Cruz, Kolombia Senin 28 November sekira pukul 06.18 waktu setempat. Menurut pelacakan data dari flightradar24, pesawat berada di ketinggian 20 ribu kaki setelah sebelumnya seorang kru pesawat melaporkan adanya kerusakan listrik hingga kemudian pesawat hilang kontak dan jatuh.
Dari total 81 penumpang, dilaporkan 76 orang tewas akibat kecelakaan tersebut. Lima orang yang selamat terdiri dari tiga pemain klub sepak bola Chapecoense, dua kru pesawat dan seorang jurnalis. (rav)
(Rifa Nadia Nurfuadah)