KUALA LUMPUR – Misteri pembunuhan Kim Jong-nam, saudara tiri Pemimpin Tertinggi Korea Utara (Korut) Kim Jong-un, masih menarik untuk dibahas. Baru-baru ini Otoritas Malaysia menyebut alasan di balik pembunuhan pria berusia 46 tahun itu adalah jalinan kontak Jong-nam dengan intelijen Amerika Serikat (AS).
Seperti diwartakan Asahi Shimbun, Selasa (13/6/2017), Jong-nam membawa uang tunai senilai USD120 ribu (setara Rp1,6 miliar) di dalam tasnya saat dibunuh di Bandara Internasional Kuala Lumpur pada 13 Februari 2017. Uang tersebut diduga adalah upah yang dibayarkan oleh intelijen AS.
Otoritas Malaysia menuturkan, Jong-nam tampaknya mendapatkan uang tersebut selama berada di Negeri Jiran dan berencana untuk segera pergi tanpa melapor ke pihak berwenang. Keterangan itu diperkuat dengan tidak adanya catatan penarikan uang dalam jumlah yang sama dari sebuah bank di Malaysia.
Selama pemeriksaan, Kepolisian Malaysia menemukan empat bundel mata uang dolar yang sebagian besar dalam kondisi baik di dalam tas berwarna hitam. Setiap bundel berisikan 300 lembar uang tunai senilai 100 dolar AS.
Berdasarkan keterangan Otoritas Malaysia sebelumnya, putra tertua Kim Jong-il itu bertemu dengan mata-mata AS dalam sejumlah kunjungan sebelumnya ke Kuala Lumpur. Jong-nam tiba di Malaysia pada 6 Februari dan berencana pergi ke Macau pada 13 Februari sebelum tewas diracun.