"Mereka akhirnya berangkat, namun sempat singgah di Giri, sebelum tiba di Pelabuhan Makassar," tutur Syamsurijal saat ditemui di Kantor Balai Litbang Agama Makassar.
Setiba di Makassar, ketiganya menyebar ke titik berbeda. Pemilihan tempat itu berdasarkan keahlian ilmu agama mereka miliki dan disesuaikan dengan kondisi daerah.
Datuk Ri Tiro ditugaskan ke daerah Bulukumba, bagian selatan Sulsel. Datuk Ri Tiro yang menguasai ilmu tasawuf dianggap cocok berdakwah di daerah itu karena masyarakatnya saat itu masih kental dengan kepercayaan terhadap hal mistis dan sihir.
Datuk Sulaiman yang ahli ilmu tauhid menyebarkan Islam ke wilayah Luwu dan sekitarnya. Saat itu masyarakatnya di sana masih menganut animisme, menyembah arwah-arwah nenek moyang dan dewata Sewae.
Sementara Datuk Ri Bandang yang ahli ilmu fikih diutus ke daerah Kerajaan Gowa Tallo (Makassar), karena warga di sana kala itu marak melakukan perjudian, sabung ayam, dan mabuk-mabukan.