DOHA – Uni Emirat Arab (UEA) mengklaim, krisis diplomatik yang saat ini menimpa Qatar dengan Arab Saudi dan sekutunya tidak akan membaik dalam waktu dekat. Hal tersebut disampaikan oleh Menteri Luar Negeri (Menlu) UEA, Anwar Mohammed Qarqash.
“Kami menuju ke keterpisahan yang panjang... kami sangat jauh dari solusi politik yang melibatkan perubahan terhadap jalan Qatar dan karena tidak ada perubahan dan kami harus mencari format hubungan yang berbeda,” tulis Qarqash di Twitter resminya, sebagaimana dikutip dari Reuters, Jumat (14/7/2017).
Sehari sebelum pernyataan tersebut, Menlu Amerika Serikat, Rex Tillerson, mengunjungi Doha untuk bertemu Emir Qatar, Sheikh Tamim bin Hamad Al-Thani, untuk membahas mengenai krisis diplomatik tersebut.
“Berdasarkan pertemuannya, Menlu (Tillerson) yakin bahwa membuat semua pihak untuk saling berbicara langsung antara satu sama lain akan menjadi langkah penting berikutnya. Kami menantikan hal itu terjadi,” tutur juru bicara Kementerian Luar Negeri AS, Heather Nauert, terkait pertemuan Tillerson dengan Sheikh Tamim.
Krisis diplomatik tersebut mulai terjadi pada Juni 2017 tepatnya ketika Arab Saudi, Bahrain, UEA, dan Mesir sepakat untuk memutuskan diplomatik dengan Qatar yang dituding mendukung kelompok teroris serta dekat dengan Iran. Arab Saudi dan sekutunya kemudian mengeluarkan 13 ultimatum yang harus dilakukan Qatar bila ingin menormalisasikan hubungan diplomatiknya.
Mendengar tudingan dan ultimatum tersebut, pihak Qatar membantahnya serta menyebut bahwa ultimatum tersebut tidak realistis.
(Emirald Julio)