Pengamat Politik Timur Tengah: Israel Sering Langgar Aturan soal Masjid Al Aqsa

JAKARTA – Konflik antara Palestina dan Israel terus terjadi selama puluhan tahun. Kasus terbaru ialah pemasangan metal detector oleh pihak keamanan negara zionis itu di pintu masuk Masjid Al Aqsa. Pengamat Politik Timur Tengah, Muhammad Jafar, menilai selama ini Israel sering kali melanggar regulasi yang telah disepakati bersama antar-kedua negara.

Muhammad Jafar menyebut secara historis politik, Israel adalah negara yang paling sering melanggar regulasi yang telah disepakati bersama. Misalnya, Muslim Palestina memiliki akses untuk beribadah di Masjid Al Aqsa, Yahudi, dan Nasrani juga mempunyai akses ke tembok ratapan.

“Terkait Masjid Al Aqsa misalnya, sebenarnya tidak ada masalah. Artinya Palestina memiliki akses ke sana, Yahudi Nasrani juga mempunyai akses ke tembok ratapan. Tapi selama ini Israel sering melanggar kesepakatan seperti itu,” kata Muhammad Jafar dalam Diskusi Redbons ‘Masjidil Aqsa dan Umat Islam Indonesia’ di Kantor Redaksi Okezone, Selasa (25/7/2017).

Di sisi lain, Israel juga disebut sering melakukan langkah-langkah provokatif. Misalnya kata Jafar sekira tahun 2000 saat mantan Perdana Menteri Ariel Sharon yang masuk ke Masjid Al Aqsa dengan pengawalan polisi. Tindakan itu nyatanya memicu emosi publik Palestina karena dianggap sebagai penentangan terhadap tempat suci bagi Muslim.

“Jadi mereka sering mengirim warga untuk berziarah ke sana (Masjid Al Aqsa) dan itu jelas-jelas melanggar kesepakatan bersama. Secara politis karena itu target puncak mereka,” jelasnya.

Menurut Muhammad Jafar, Masjid Al Aqsa merupakan tempat yang memiliki nilai relijius yang sangat tinggi. Bahkan secara politik, tempat suci tersebut sangat sensitif. Meski mengetahui hal tersebut, namun kata Jafar, Israel terus membangun permukiman di tanah Palestina hingga mencapai 200 ribu unit.

(Ulung Tranggana)