Ya Ampun! Berhasil Kuasai Daerah Perbatasan Turki, Irak Usir Pasukan Kurdi

Putri Ainur Islam, Jurnalis
Jum'at 27 Oktober 2017 21:21 WIB
Pasukan Peshmerga Kurdi saat melawan ISIS. (Foto: Reuters)
Share :

ERBIL - Pasukan Irak memaksa pejuang Kurdi agar menarik diri dari daerah di perbatasan Turki yang sangat penting untuk ekspor minyak. Pihak pasukan Irak memberikan tenggat waktu hingga Jumat 27 Oktober agar pasukan Kurdi segera angkat kaki dari area tersebut. Hal tersebut disampaikan oleh sebuah sumber pemerintah.

Keamanan senior, yang meminta tidak disebutkan namanya, mengatakan bahwa pejuang Peshmerga Kurdi diberi waktu hanya beberapa jam untuk menarik diri daerah sekitar pos perbatasan Fishkhabur.

Selain itu, Pasukan Irak pada Kamis 26 Oktober melancarkan serangan baru terhadap pejuang Kurdi di daerah Zummar yang kaya akan kaya minyak di provinsi Niniwe dan memicu pertukaran artileri berat.

BACA JUGA: Waduh! PM Irak Malah Tolak Tawaran KRG untuk Pembekuan Hasil Referendum, Kenapa Ya?

Dalam sebuah pergerakan di medan berdebu dan kendaraan lapis baja, pasukan Irak merebut kembali desa-desa yang dekat dengan rute pipa ekspor minyak strategis yang menghubungkan ladang Kirkuk yang direbut dari Kurdi pada awal Oktober dengan pelabuhan Turki di Ceyhan.

Dikutip dari Daily Mail, Jumat (27/10/2017), suku Kurdi telah membela wilayah Zummar dan Rabiya di Fishkhabur karena digunakan oleh pasukan Kurdi yang memerangi ISIS di Suriah untuk menyelundupkan produk bahan bakar dengan truk tangki ke Turki, menurut sumber Irak tersebut.

BACA JUGA: Khawatir Bentrokan dengan Irak Makin Panjang, Kurdi Tunda Deklarasi Kemerdekaan

Dewan Keamanan PBB pada juga telah mendesak pemerintah Irak dan pemimpin Kurdi untuk menetapkan jadwal perundingan untuk mengakhiri konflik mereka yang dipicu oleh referendum kemerdekaan 25 September yang dipegang oleh orang-orang Kurdi yang menentang Baghdad.

Sekadar informasi, sebelumnya Perdana Menteri (PM) Irak Haider al Abadi menolak tawaran Pemerintah Regional Kurdistan (KRG) untuk membekukan hasil referendum kemerdekaan Kurdi untuk membuka jalan bagi sebuah dialog dengan Baghdad. Hal tersebut disampaikan oleh PM al Abadi pada sebuah pertemuan dengan Wakil Presiden Iran Eshaq Jahangiri di Teheran saat kunjungan ke Turki dan Iran.

Dikatakan bahwa KRG tidak menginginkan perang dengan Baghdad. Pihak KRG menyatakan bahwa bentrokan tersebut tidak akan memiliki pemenang, melainkan akan menyebabkan negara ini mengalami kehancuran besar dalam semua aspek kehidupan.

(pai)

(Rifa Nadia Nurfuadah)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya