KEEROM - Terserang penyakit malaria adalah momok yang menakutkan bagi sebagian besar prajurit Satgas TNI dalam menjaga kedaulatan negara di wilayah perbatasan Republik Indonesia (RI)- Papua Nugini (PNG).
Hampir seluruh anggota Satgas di wilayah perbatasan, yakni Satgas 410/Aligoro, Satgas 512/QY, dan Satgas 432/WSJ yang menjaga perbatasan di sektor utara yang berbatasan langsung dengan Papua Nugini mendapat atensi khusus dari pihak Kesehatan Kodam XVII/Cenderawasih dan Kesehatan Korem 172/PWY, untuk semua prajurit Satgas menjaga stamina, agar terhindar dari Malaria.
Danpos Kompi B Pos Yety Kabupaten Keerom Lettu Inf Aras, melalui Bintara Kesehatan Serka Amrin Amd. Kep, mengatakan, berdasarkan atas atensi pimpinan tersebut, pihaknya mewanti-wanti kepada seluruh anggota pos untuk menjaga stamina.
"Yang penting jangan tidur pagi, dan selalu olahraga untuk menjaga stamina, karena malaria menyerang saat stamina kita tidak stabil," kata Amri saat ditemui di Pos Yety, Rabu (22/11/2017).
Diakuinya, hingga awal penugasan di wilayah perbatasan, sejak awal April 2017 hingga saat ini, anggota yang telah terserang penyakit malaria mencapai 80 persen.
"Hampir seluruh anggota sudah terkena malaria di sini, itu di kompi kami, belum di kompi lain, hampir semua anggota sudah terkena malaria," ucapnya.
Sementara, untuk jenis parasit malaria yang menjangkit anggota, kata Amrin, adalah jenis Tropika dan Tersiana serta campuran antara spesies keduanya keduanya.
"Yang banyak Tersiana, lebih separuh anggota terserang Tersiana, sementara Tropika ada sebagian, termasuk mix," ungkapnya.