TOKYO – Jepang nampak sudah gerah terus-menerus menjadi sasaran peluncuran rudal Korea Utara (Korut). Negeri Matahari Terbit kini bersiap memiliki rudal yang dapat diluncurkan dari udara untuk pertama kali yang akan memiliki kemampuan menghajar situs-situs peluncuran milik Korut.
Tokyo bahkan tidak peduli dengan harga rudal tersebut. Mereka siap mempelajari apakah jet-jet tempur F-15 dapat meluncurkan rudal dengan jarak yang lebih jauh, termasuk rudal udara-ke-permukaan (JASSM) produksi Lockheed Martin yang mampu menyerang target hingga jarak 1.000 kilometer (km).
“Ada semacam tren global akan penggunaan rudal dengan jarak lebih jauh. Amat wajar jika Jepang sedang mempertimbangkannya,” ujar seorang pejabat pemerintah Jepang yang namanya dirahasiakan, melansir dari Straits Times, Rabu (6/12/2017).
BACA JUGA: Deteksi Sinyal Radio, Jepang Duga Korut Segera Luncurkan Rudal
Selain rudal milik Lockheed Martin, Jepang juga tertarik membeli rudal milik perusahaan Norwegia, Kongsberg Defence and Aerospace. Rudal dengan jarak tembak 500 km itu rencananya akan dipasangkan pada jet siluman F-35.
Pembelian kedua rudal seharga 5,26 triliun Yen (setara Rp634 triliun) sudah dimasukkan dalam anggaran belanja Kementerian Pertahanan Jepang untuk periode 2018. Namun, akan ada dana tambahan yang dimasukkan dalam anggaran untuk keperluan evaluasi pembelian rudal-rudal tersebut.
BACA JUGA: Korut Luncurkan Rudal, Dubes Jepang: Ini Waktu yang Tepat untuk Kembali Menekan Pyongyang
Rencana tersebut sesungguhnya bertentangan dengan kewajiban Jepang mematuhi Konstitusi Perang Pasifik. Negeri Sakura hanya boleh memiliki amunisi anti-pesawat dan anti-kapal perang dengan jarak tembak kurang dari 300 km. Keputusan apapun untuk membeli senjata yang mampu mencapai Korut tentu saja akan menjadi kontroversi.
BACA JUGA: Tegas! Beri Sanksi Tambahan, Jepang Akan Bekukan Aset Korut
Pendapat berbeda disampaikan oleh Menteri Pertahanan Jepang, Itsunori Onodera. Ia mengatakan bahwa negaranya tidak sedang mencari kemungkinan mendanai pembelian tersebut. Sebab, Jepang menyerahkan sepenuhnya kepada Amerika Serikat (AS) untuk menyerang musuh (Korut) dan tidak berencana mengubah pendekatan tersebut.
(Wikanto Arungbudoyo)