Secara jangka panjang, sektor pendidikan pun dapat digenjot demi kesinambungan program tersebut. Menurut Dedi, sekolah-sekolah harus diberi ruang untuk mempelajari produk-produk khas budaya.
"Jangan sampai sejarah hilang ditelan masa. Maka, produk ini harus lestari dengan membuka ruang bagi dunia pendidikan untuk turut serta," pungkasnya.
Solusi yang diutarakan Dedi, bukan tanpa alasan. Sebelumnya, pria nyentrik berperawakan kecil itu mendapat keluhan dari Yedi Bedog (45), seorang pandai besi dari Cisaat, Sukabumi. Saat itu, Yedi mengeluhkan soal kesulitannya pemasaran produknya ini.
"Susah nyari pasarnya pak. Dulu mah orang pada datang ke rumah, sekarang mah saya sudah keliling tapi masih susah juga menjualnya," ungkap Yedi.
(Baca Juga: Deddy Mizwar Yakin Raih 50 % Suara Pilgub Jabar, Ini Alasannya)