Longsor Jadi Bencana Paling Mematikan di Indonesia

Taufik Budi, Jurnalis
Jum'at 02 Maret 2018 23:40 WIB
Foto: Antara
Share :

SEMARANG - Longsor menjadi bencana paling mematikan di Tanah Air sejak 2014 hingga saat ini. Baru-baru ini 13 orang ditemukan meninggal dunia dan lima korban belum ditemukan dalam bencana longsor di Desa Pasir Panjang Kecamatan Salem Kabupaten Brebes Jateng.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nasional (BNPB) mencatat, selama dua bulan terakhir terdapat 72 korban meninggal dan hilang akibat bencana. Dari jumlah tersebut sebanyaj 45 jiwa meninggal dunia dan hilang akibat longsor. Sedangkan banjir 18 jiwa, puting beliung enam jiwa, banjir dan longsor dua jiwa, dan gempa bumi satu jiwa.

"Longsor menjadi bencana yang paling mematikan sejak tahun 2014 hingga sekarang. Sekitar 40,9 juta jiwa masyarakat Indonesia tinggal di daerah rawan longsor sedang hingga tinggi. Mereka tinggal di pegunungan, perbukitan dan lereng-lereng yang curam dengan kemampuan mitigasinya masih minim. Saat musim hujan seperti saat ini longsor marak terjadi. Sering longsornya kecil, namun karena di bawah terdapat rumah maka terjadi korban jiwa," ujar Kepala Pusat Data dan Informasi BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, Jumat (2/3/2018).

Dia melanjutkan, bencana longsor penuh ketidakpastian karena sulit dideteksi dan diprediksi. Bahkan, meski tanah sudah bergerak dan merekah hingga lebar mencapai 50 sentimeter dengan panjang ratusan meter, namun tidak segera terjadi longsor.

"Masyarakat awalnya sudah mengungsi. Namun karena longsor tidak segera terjadi, bahkan hingga berbulan-bulan akhirnya masyarakat kembali ke rumah untuk bekerja dan melakukan aktivitas sehari-hari," lugasnya.

Sutopo menambahkan, jumlah bencana sejak awal tahun ini terus bertambah. Selama Januari hingga Februari 2018 telah terjadi 513 kejadian bencana di Tanah Air. Dari 513 kejadian bencana tersebut terdiri dari puting beliung 182 kejadian, banjir 157, longsor 137, kebakaran hutan dan lahan 15, kombinasi banjir dan tanah longsor 10, gelombang pasang dan abrasi 7, gempabumi merusak 3, dan erupsi gunung api 2 kali.

"Dampak yang ditimbulkan oleh bencana selama kurun waktu dua bulan tersebut adalah 72 jiwa meninggal dunia dan hilang, 116 jiwa luka-luka, dan lebih dari 393 ribu mengungsi dan menderita. Sebanyak 12.104 rumah rusak meliputi 1.566 rumah rusak berat, 3.141 rumah rusak sedang dan 7.397 rumah rusak ringan. Selain itu juga terdapat kerusakan 127 unit fasilitas pendidikan, 123 fasilitas peribadatan dan 13 fasilitas kesehatan. Diperkirakan kerugian dan kerusakan akibat bencana mencapai puluhan triliun rupiah," bebernya.

(Khafid Mardiyansyah)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya