ISLAMABAD – Enam tahun lalu, Malala Yousafzai, hampir meninggal dunia akibat terjangan peluru dari kelompok militan Taliban. Ia lantas meninggalkan tanah kelahirannya, Pakistan, untuk mendapatkan perawatan di Inggris dan tinggal di negara tersebut sejak 2013.
Malala kini kembali menjejakkan kaki di Pakistan. Melansir dari The Guardian, Kamis (29/3/2018), perempuan berusia 20 tahun itu tiba di Bandara Internasional Benazir Bhutto, Islamabad, bersama dengan kedua orangtuanya di bawah penjagaan ketat aparat keamanan.
Pejabat pemerintah Pakistan mengatakan, rencana perjalanan Malala ke negara asalnya serta detail kunjungan selama empat hari tersebut harus dirahasiakan karena sangat sensitif. Meski demikian, peraih Nobel Perdamaian pada 2014 itu dijadwalkan bertemu dengan Perdana Menteri Shahid Khaqan selama kunjungan.
BACA JUGA: Penembakan Aktivis Remaja Picu Kemarahan
BACA JUGA: Aktivis Remaja Pakistan Dilarikan ke Inggris
Perempuan kelahiran Mingora, Pakistan, itu memulai perjuangannya sebagai aktivis pendidikan sejak berusia 11 tahun dengan menulis blog pada 2009 untuk diterbitkan oleh BBC Urdu. Ia menuliskan pengalaman hidup sehari-hari di bawah kendali kelompok militan di Provinsi Swat, tempat tinggalnya.
Kehidupan Malala Yousafzai lantas dijadikan film dokumenter oleh jurnalis New York Times, Adam B. Ellick. Keinginan kuat Malala untuk meraih pendidikan meski sekolah-sekolah di tempat tinggalnya dihancurkan oleh Taliban diganjar dengan penghargaan International Children’s Peace Prize dan National Youth Peace Prize pada 2011.
Akan tetapi, tidak semua pihak mendukung kampanye Malala dan ayahnya, Ziauddin Yousafzai, untuk pendidikan yang setara bagi semua orang di Pakistan. Pada 9 Oktober 2012, Malala ditembak oleh pasukan Taliban yang berusaha membunuhnya saat sedang menumpang bus untuk pulang ke rumah usai sekolah.
Militan Taliban melepaskan tembakan ke tiga tempat dan satu butir peluru masuk serta menembus kepala hingga bersarang di bahunya. Malala menderita luka serius yang dapat mengancam nyawanya. Ia kemudian diterbangkan ke rumah sakit militer Pakistan di Peshawar untuk mendapat perawatan.
Empat hari kemudian, Malala diterbangka ke unit perawatan intensif (ICU) di sebuah rumah sakit di Birmingham, Inggris. Sejak itu, Malala dan keluarganya tinggal di Negeri Ratu Elizabeth hingga mendapat hadiah Nobel Perdamaian pada 2014.
(Wikanto Arungbudoyo)