"Cek kesehatan kan seharusnya dilakukan tiap hari," ucapnya.
Selain itu, prilakunya di tahanan pun membahayakan orang lain termasuk dirinya sendiri. "Kita mendapatkan laporan dari tahanan lain, kalau dia memukul-mukul tembok dan membentur-benturkan kepalanya ke dinding dan banyak lagi," urai Andi.
Dengan kondisi Fahrizal itu kata Andi, penyidik belum bisa mengungkap motif penembakan tersebut. "Gak bisa diambil keterangannya. Tidak ada yang konsisten jawabannya," jelas Andi.
Proses observasi di rumah sakit jiwa kata Andi juga merupakan keputusan dari tim kesehatan Mabes Polri yang sejak awal melakukan observasi kepada Fahrizal. Observasi dilakukan bagian dari rangkaian visum kejiwaan.