KUPANG - Istilah 'Gemohing' secara gramatikal diartikan sebagai aktivitas bersama sekumpulan orang untuk menjalankan satu kegiatan di dalam kampung. Kegiatan bersama itu dilakukan untuk membersihkan ladang, menanam, memanen, dan membangun rumah.
Selain itu juga untuk pembangunan kantor desa, sarana sanitasi, air bersih, jalan, jembatan dan penguburan warga desa. Istilah Gemohing itu dalam perjalanan disamakan dengan tradisi gotong royong. Gemohing dapat diartikan sebagai gotong royong ala masyarakat Lamaholot.
Lamaholot itu sendiri adalah sebutan bagi masyarakat yang mendiami sejumlah daerah di Flores Timur, yaitu meliputi Flores Timur Daratan, Pulau Adonara, Pulau Solor, Pulai Lembata dan Pulau Alor-Pantar.
Gemohing sebagai tradisi gotong royong dalam masyarakat Lamaholot, Nusa Tenggara Timur (NTT), sudah berlangsung ratusan tahun silam. Gemohing membantu masyarakat mengatasi kesulitan pekerjaan. Mereka bekerja sambil berpantun dan menyanyikan lagu-lagu tradisional. Tradisi gotong royong ini dilakukan dengan jumlah personel antara 10 hingga 50 orang.
"Satu keluarga bisa mengirim 2 sampai 5 orang. Jenis pekerjaan tergantung dari kebutuhan anggota," kata seorang Warga Adonara, Frans Tokan.