PSI, sambungnya, satu-satunya yang bergerak untuk membela Meiliana. Sejumlah kadernya mengunjungi Meiliana di penjara. PSI juga berkomitmen untuk mendampingi Meiliana di tingkat banding dengan menjadi amicus curiae atau sahabat pengadilan.
“Inilah cara kami melewan intoleransi. Dan, kami harus melakukannnya dengan sistematis. Jika tidak, pluralisme akan terus terancam dan merosot,” ujar Grace.
Ada contoh lain dari meningkatnya intoleransi. Di salah satu daerah di Aceh, pria dan wanita yang bukan muhrim, dilarang untuk minum kopi dalam satu meja yang sama. “Kita harus berbuat sesuatu. Kami melakukannya di jalur politik,” pungkas Grace.
Dalam forum kecil itu, selain Grace, sejumlah tokoh juga menjadi pembicara. Salah satunya, eksekutif puncak Lippo Group, John Ryadi.
(Angkasa Yudhistira)