'Kami akan menjadi lebih kuat'
Para pendukung meneriakkan slogan-slogan seperti "Perlawanan damai! Saya ingin hak pilih universal yang nyata!" sebagai dukungan kepada para aktivis saat menuju ke persidangan.
Vonis diperkirakan akan diputuskan sekitar 20 hari lagi.
Pekan lalu, Profesor Chan memberi ceramah perpisahan emosional di Chinese University of Hong Kong, mengumumkan pensiun dininya.
"Selama kita tidak dihancurkan dengan pemenjaraan dan persidangan dan tidak menjadi terlalu frustrasi dan marah, maka kita akan menjadi lebih kuat dan kita dapat menginspirasi lebih banyak orang," katanya dalam ceramah.
(Baca Juga : Pemerintah Hong Kong Dukung Indonesia soal Perampasan Aset Bank Century)
Yang menjadi pusat protes adalah kekhawatiran yang berkembang di Hong Kong tentang apa yang dianggap sebagai pengaruh Cina yang meningkat di kota itu.
Beijing sangat sensitif tentang status Hong Kong dan seruan apa pun untuk otonomi lebih dari Cina.
Bekas koloni Inggris itu dikembalikan pada tahun 1997 dengan syarat akan mempertahankan "tingkat otonomi yang tinggi, kecuali dalam urusan luar negeri dan pertahanan" selama 50 tahun.
(Baca Juga : Dikira Hanya 'Pura-Pura Menikah', Perempuan Hong Kong Ditipu Tandatangan Surat Nikah Sungguhan)
(Erha Aprili Ramadhoni)