Gilang menjelaskan, selama berada dalam sungai kurang lebih 20 menit dirinya mencari akar pohon untuk berpegangan agar badannya tidak terbawa arus.
"Kami hanya memegang akar ukuran jari. Disitu saya berperang melawan keadaan untuk bertahan dalam ancaman maut," jelasnya.
Akhirnya, berkat Gilang berpegangan ke akar berukuran jari itu bisa mendarat dan mencari teman atlet surfing yang lainnya. "Sementara mobil rental yang kami gunakan untuk rombongan atlet surfing kondisinya rusak parah," terang Gilang.
Gilang menerangkan, dari kejadian tsunami tersebut, rombongan atlet surfing dari Kabupaten Pangandaran mengalami kerugian kurang lebih Rp60 juta karena kerusakan mobil yang sangat parah dan papan surfing milik atlet yang rusak.
(Arief Setyadi )