JAKARTA - Tsunami yang melanda pesisir Selat Sunda wilayah Pandeglag, Serang, hingga Lampung pada Sabtu 22 Desember 2018 malam itu dipicu oleh longsoran di bawah laut Gunung Anak Krakatau akibat aktivitas vulkanologi Anak Krakatau.
Akibatnya, tsunami tersebut menewaskan 426 orang. Sedangkan 7.202 orang lainnya menderita luka-luka, 23 hilang dan 40.386 jiwa terpaksa mengungsi.
Berikut beberapa fakta yang berhasil dirangkum Okezone tentang Selat Sunda pasca-tsunami Banten, Kamis (3/01/2018).
1. Perairan Gunung Anak Krakatau Jadi Lebih Dangkal
Foto: Reuters
Berdasarkan data hasil survei hidro-oseanografi Pushidrosal 2016 dan data Multi Beam Echosounder (MBES) hasil survei Tim Pushidrosal, pada 29 hingga 30 Desember 2018, diketahui perairan di selatan Gunung Anak Krakatau terjadi perubahan kontur kedalaman 20 sampai dengan 40 meter lebih dangkal.
“Selain itu dengan pengamatan visual radar dan analisis dari citra ditemukan perubahan morfologi bentuk Anak Gunung Krakatau pada sisi sebelah barat seluas 401.000 meter persegi atau lebih kurang sepertiga bagian lereng sudah hilang dan menjadi cekungan kawah menyerupai teluk,” kata Harjo seperti dilansir dari situs tnial.mil.id
2. Menyemburkan Abu Setinggi 2 Kilometer