"Banyak masyarakat yang bilang air tidak sampai lima menit sudah sampai dada orang dewasa, itu karena bertemunya arus kuat Jenelata ditambah dengan air dari bendungan saat dilakukan pembukaan pintu. Karena itu pembuatan Bendungan Jenelata sudah sangat mendesak dilakukan. Saya juga sudah mengusulkan 2016 lalu pemabangunan bendungan ini," jelas Adnan.
Selain pembangunan Bendungan Jenelata, akan dilakukan pula perbaikan hutan dan lahan-lahan konservasi untuk mencegah terjadinya longsor dalam jangka panjang. Menurut Adnan, dirinya akan berkordinasi dengan pihak terkait agar tegas dalam mengambil sikap terhadap masyarakat yang melakukan pengalihan fungsi lahan.
"Kita duduk bersama di Gubernuran, dan membahas lebih lanjut masalah ini, bahwa yang harus kita lakukan selain pembangunan Bendungan Jenelata tadi, kita juga harus melakukan perbaikan lahan salah satunya dengan reboisasi, serta masyarakat harus tegas dalam yang pengalihan fungsi lahan, agar tak terjadi lagi pengalihan dari lahan konservasi menjadi lahan perkebunan," pungkasnya.
Adnan berharap, pembangunan bendungan bisa segera dilakukan untuk meminimalisir hal-hal yang tidak diinginkan di kemudian hari. "Pihak kementerian PUPR terlebih dahulu melakukan visibilitis studi secepatnya, mudah-mudahan bisa secapatnya dilakukan oleh kemeterian PUPR," harap Adnan.
Sekadar diketahui, saat ini Kabupaten Gowa telah memasuki hari keenam pasca-banjir dan longsor dan menelan 46 korban meninggal dunia.
(Qur'anul Hidayat)