Semula Sayyidah Zainab menebus Abul Ash dengan kalung hadiah dari ibundanya Sayyidah Khadijah, namun Rasulullah mengembalikan itu dan membebaskan Abul Ash setelah bermusyawarah dengan para sahabatnya.
“Seandainya Al-Muth’im bin Adi (pembesar kaum Musyrik) masih hidup, kemudian ia berbicara kepadaku tentang para tawanan ini, pasti aku akan melepaskan mereka untuknya,” kata Rasulullah di hadapan tawanan perang Badar.
Jabal Nur di Makkah, bukit di mana Rasulullah pertama kali menerima wahyu dari Allah (Salman Mardira/Okezone)
Sikap baik Rasulullah terhadap para tawanan tidak jarang menyebabkan mereka akhirnya memeluk Islam. Di antaranya adalah Tsumamah bin Atsal, seorang pemimpin Bani Hanifah. Pada saat itu, dia datang ke Madinah untuk membunuh Rasulullah. Namun gelagatnya tercium oleh para sahabat. Akhirnya dia ditawan.
Rasulullah yang mengetahui hal itu kemudian menyuruh sahabatnya untuk memberinya makan. Tidak hanya sekali, tapi berkali-kali. Tentu saja keadaan ini membuat para sahabat kebingungan. Bagaimana mungkin seorang yang hendak membunuh Rasulullah malah malah diberi makan, diperlakukan dengan penuh hormat, dan dimaafkan. Tsumamah kemudian dilepaskan setelah beberapa hari ditawan. Menariknya, setelah dilepaskan Tsumamah kembali kepada Rasulullah dan menyatakan diri masuk Islam.
(Salman Mardira)