KARAWANG – Ribuan orang tumpah ruah dalam kampanye Partai Perindo di Karawang, Jawa Barat. Mereka terdiri dari masyarakat, simpatisan, dan kader Perindo yang datang memberikan dukungan serta hendak bertemu langsung dengan Ketua Umum Hary Tanoesoedibjo.
Sejak kedatangannya di lokasi kegiatan, Hary Tanoe melewati lautan orang yang menyambutnya. Saat Hary Tanoe berada di tengah massa, terdengar seruan: Perindo!
"Sembilan! Perindo! Menang!" ujar massa dalam kampanye Perindo di Karawang, Senin 8 April 2019.
Hary Tanoe mengatakan, Perindo bukan sekadar partai politik, tapi merupakan wadah bagi anak bangsa untuk berjuang bersama membangun Indonesia sejahtera. Dia menekankan perjuangan Perindo spesifik membangun rakyat kecil.
"Konteks membangun itu bagaimana masyarakat yang dibangun itu bisa lebih sejahtera. Penghasilannya bisa lebih baik," ungkap Hary Tanoe.
Di kota industri terbesar di Indonesia ini, Hary Tanoe menegaskan bahwa era industri 4.0 harus dirasakan manfaatnya bagi masyarakat.
"Kemajuan industri 4.0 harus dipastikan manfaatnya untuk masyarakat Indonesia," kata Hary di sela-sela Bazar Murah Perindo di Desa Lemahmukti, Kabupaten Karawang, Jawa Barat.
(Baca juga: Hary Tanoe Akan Pimpin Pelaksanaan Fogging Nasional Perindo di Sibolga)
Hary Tanoe juga memaparkan regulasi harus mengatur bisnis daring (online) agar tidak menggerus ritel, pedagang kecil, dan UMKM. Mulai dari badan hukumnya, transaksi, hingga produk yang dijual harus ada aturannya.
Hary Tanoe mengatakan; pertama, bisnis daring harus dipastikan berbadan hukum lokal, bukan asing. Selain menyelamatkan devisa, bisa menambah pemasukan pajak untuk negara.
"Tidak bisa dari luar negeri jualan ke sini, di sini beli. Devisa kita habis, karena harus transfer dolar ke luar negeri, dan mereka tidak bayar pajak. Jadi, kita rugi," ungkap pria asal Surabaya, Jawa Timur, itu.
Kedua, mesti dipastikan juga transaksinya. "Semua transaksi harus lewat dalam negeri, sehingga mereka bayar pajak ke Indonesia, ada penghasilan buat negara," kata Hary Tanoe.
Ketiga, memastikan bisnis daring tidak mematikan pedagang kecil. Mereka harus diberi kesempatan berkembang dengan memberi ruang khusus untuk go online.
"Berikan kesempatan kepada pedagang kecil meng-upload barang-barangnya supaya bisa dijual di situ. Jadi, win-win, mereka tidak boleh menghantam pedagang kecil," terang Hary Tanoe.
(Baca juga: Sembilan Hari Jelang Pencoblosan, Perindo Perbanyak Aksi Nyata)
Pria yang dipercaya selama dua periode memimpin Federasi Futsal Indonesia ini menambahkan, supaya produk lokal atau UMKM bisa bersaing, harus ada bea masuk yang dikenakan terkait barang-barang luar negeri yang dijual secara online.
"Barang luar negeri yang dijual online di Indonesia harus dikenai bea masuk, berapa pun harganya. Kalau enggak, yang kecil-kecil di sini tidak bisa bersaing," terang Hary Tanoe.
Ia menegaskan bahwa pengaturan semua itu harus dilakukan secepatnya karena sudah banyak yang menjadi korban. Mulai merumahkan karyawannya sedikit demi sedikit, hingga akhirnya tidak sanggup bertahan, bahkan sekelas ritel besar.
"Sekarang sudah banyak yang mulai gulung tikar, mengurangi usahanya, mengurangi karyawannya yang home industry. Kalau dibiarkan begini terus, ya mereka pasti akan jebol," ucapnya.
(Hantoro)